Indonesia Rawat Harmoni dalam Keragaman Lewat Spirit Al-Qur’an
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki
Jakarta, Hijaupopuler.id
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki mewakili Menag Yaqut Cholil Qoumas memberi sambutan pada Peringatan Nuzulul Qur’an Tingkat Nasional di Kantor Kemenag, Jakarta, Rabu (27/3/2024) malam.
Pada kesempatan itu, Saiful mengajak masyarakat Muslim Indonesia untuk menggali hikmah dan petunjuk dari Al-Qur’an sebagai panduan utama dalam kehidupan, termasuk dalam merawat kerukunan di tengah keragaman.
“Al-Qur’an begitu dekat dengan kehidupan bangsa Indonesia. Spirit Al-Qur’an telah membawa Indonesia sebagai bangsa yang berhasil merawat keragaman menjadi harmoni yang begitu indah,” tuturnya.
Wamenag menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan bersama, serta mengutamakan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau ras.
“Al-Qur’an itu mengajarkan nilai-nilai persatuan, kerukunan antarumat beragama, dan inklusivitas, yang dapat diinternalisasi dalam pembangunan nasional,” ungkapnya.
Menurut Wamenag, Al-Qur’an bukan hanya menjadi sumber petunjuk spiritual, tetapi juga menjadi landasan moral, etika, dan hukum yang membimbing umat dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Nilai-nilai keadilan, kesetaraan, kebebasan, dan toleransi yang terdapat dalam Al-Qur’an diharapkan dapat menjadi landasan dalam membangun negara yang damai dan harmonis.
“Jadikan Al-Qur’an sebagai panduan utama dalam setiap langkah pembangunan dan pengelolaan negara kita,” pintanya.
Bangun Jembatan, Bukan Tembok
Pesan peringatan Nuzulul Qur’an disampaikan Katib Aam PBNU, KH. Ahmad Said Asrori. Dia mengulas peristiwa bersejarah Nuzulul Qur’an dan mengajak semua hadirin untuk merenungkan makna dan pesan Al-Qur’an. Dalam ceramahnya, ia mengungkapkan pentingnya memahami bahwa Al-Qur’an diturunkan untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk satu golongan saja.
Mengutip ayat-ayat Al-Quran dan hadis, KH. Ahmad Said Asrori juga menekankan pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjaga perdamaian, kasih sayang, dan keadilan di tengah tantangan zaman yang terus berubah.
“Guru sepuh kita, KH. Ahmad Mustofa Bisri dulu pernah berkata bahwa sebagai agama mayoritas di Indonesia, umat Islam paling bertanggungjawab terhadap maju-mundurnya bangsa ini,” ungkapnya.
Katib Aam PBNU juga menegaskan, dalam Al-Quran terdapat panduan untuk menghadapi berbagai tantangan, baik dalam lingkup pribadi maupun dalam interaksi sosial dan global. Ia mendorong para pemimpin dan diplomat yang hadir untuk membawa pulang pesan perdamaian, kebijaksanaan, dan kasih sayang dari Al-Quran, serta menggunakan ajaran-ajaran tersebut untuk membangun jembatan dan menanam benih perdamaian di tengah-tengah masyarakat.
“Saya mengajak para pemimpin, diplomat, dan semua hadirin untuk membawa pulang pesan perdamaian dan kasih sayang. Mari kita implementasikan nilai-nilai Al-Qur’an untuk membangun jembatan, bukan tembok, dan menanam benih perdamaian, bukan konflik,” tandasnya.
Acara Peringatan Nuzulul Qur’an dihadiri Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta KH Nasaruddin Umar, sejumlah tamu undangan dari berbagai kalangan, termasuk perwakilan Ormas, Kementerian dan Lembaga, Pejabat Lingkup Kemenag, serta Duta Besar (Dubes) negara sahabat.
@KemenagRI
Apa Reaksi Anda?