Tetap Jaga Lisan saat Jalin Silaturahmi di Bulan Ramadhan

Tetap Jaga Lisan saat Jalin Silaturahmi di Bulan Ramadhan

Gambar Ilustrasi Komunikasi, Hijaupopuler.id, Maret 2024

Perspektif, Hijaupopuler.id

Bulan suci Ramadhan menjadi momentum bagi umat Muslim untuk kembali berkumpul bersama keluarga. Salah satu cara membangun momen Ramadhan yang bermakna yaitu dengan menciptakan keharmonisan komunikasi dalam keluarga dan juga lingkungan sekitar. Karena, selain diciptakan sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial yang kebutuhan dasarnya adalah bersosialisasi dan berbaur. Dalam prosesnya, sosialisasi yang dilakukan membutuhkan sebuah komunikasi. 

Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam membangun keharmonisan hubungan antarmanusia, baik itu di lingkungan keluarga, kampus, tempat bekerja, dan di masyarakat. Banyak konflik yang terjadi akibat adanya miss komunikasi. Untuk menghindari konflik tersebut, maka diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik. Sebisa mungkin hindari komunikasi-komunikasi yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, dimulai dengan menjaga lisan untuk tidak berujar pada hal-hal yang menimbulkan kebencian, menghindari perkataan bohong, dan menghindari ucapan yang dapat menyinggung perasaan orang lain.

Komunikasi basa-basi merupakan bentuk komunikasi yang banyak dijumpai dan digunakan oleh masyarakat Indonesia yang umumnya sangat menjunjung nilai kesopan santunan. Jika ditempatkan pada konsep sosial, basa-basi memiliki peranan penting dalam pembentukan dan pengelolaan hubungan sosial antarmasyarakat. Hal tersebut dikarenakan komunikasi basa-basi merupakan jenis komunikasi yang fungsinya lebih mengarah kepada fungsi sosial daripada fungsi informatif, serta digunakan untuk membangun suasana agar lebih harmonis dan bersahabat. Bentuk komunikasi basa-basi ini bisa berupa sapaan, bertanya, dan berpamitan.

Akan tetapi, dalam praktiknya tak jarang dijumpai basa-basi yang tidak sesuai porsinya, alias berlebihan. Sehingga banyak orang menganggap basa-basi hanya membuang waktu dan tidak ada manfaatnya. Padahal basa-basi merupakan pintu utama untuk masuk ke dalam lingkungan sosial. Basa-basi yang berlebihan ini biasanya dijumpai ketika hari raya tiba, dimana sanak keluarga berkumpul dan tetangga saling bertemu. Komunikasi basa-basi kerap menjadi jalan untuk unjuk diri, ajang untuk saling pamer, dan bertanya hal-hal yang justru dapat menyinggung orang lain. Padahal, Nabi Saw telah memberikan peringatan dalam sabdanya:  

وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بوَائِقَهُ. رواه البخاري

Artinya: Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya. Rasulullah saw ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya” (HR. al-Bukhari).

Dalam hadis tersebut Nabi menyebutkan bahwa seorang muslim tidak beriman apabila tetangganya tidak merasa aman dari perbuatan buruknya. Tidak tanggung-tanggung, Nabi mengulang peringatan ini sebanyak tiga kali. Hal ini menunjukkan betapa kerasnya peringatan agar tidak berbuat buruk kepada tetangga. Melisankan ucapan-ucapan yang dapat menjadi sumber kebencian, menimbulkan ketersinggungan, dan ketidaknyamanan untuk orang lain merupakan sebuah perbuatan yang tidak terpuji.

Ramadhan seharusnya menjadi waktu yang tepat untuk memperbaiki diri dan kemudian dapat berdampak pada kehidupan sosial yang sehat. Memunculkan kemampuan seseorang untuk bersosialisasi, membentuk komunikasi yang baik, berinteraksi dengan orang lain dalam hubungan yang harmonis dan penuh dengan kasih sayang. Ibadah yang kita lakukan seharusnya menjadi media untuk membentuk kualitas diri sehingga kemudian dapat tercermin dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Untuk itu, manfaatkan momentum Ramadhan dengan menjalin hubungan baik dengan sanak keluarga, teman, dan tetangga. Jangan sungkan untuk melakukan basa-basi dengan tetap memperhatikan batasan-batasan dalam berujar, agar hubungan sosial tetap terbangun dengan hangat dan harmonis. 

Alifah, Mahasiswa Sosiologi Agama IAIN Palopo

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow