Khutbah Jumat: Menjaga Persatuan di Tahun Politik
Ilustrasi Islami, Bing Image Creator, Hijaupopuler.id, Dian2023
Jelang pesta demokrasi Pemilihan Umum atau Pemilu 2024, baiknya sebagai orang muslim, agar senantiasa menjaga persaudaraan dan persatuan. Jangan sampai momentum lima tahunan ini menjadikan perpecahan yang akan membawa kesengsaraan dan keterpurukan.
Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul "Khutbah Jumat: Menjaga Persaudaraan dan Persatuan di Tahun Politik".
Unduh File Pdf ada di akhir Artikel
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، يُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ يَشَاءُ وَيَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ يَشَاءُ وَيُعِزُّ مَنْ يَشَاءُ وَيُذِلُّ مَنْ يَشَاءُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً عَصَمَ اللهُ قَائِلِيهَا دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الإِسْلَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ اللهُ بِالْهُدَى رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَبَارِكْ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ فِي الأَوَّلِيْنَ وَالأخِرِيْنَ وَفِي كُلِّ حِيْنٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، قال الله عز وجل: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah swt.
Marilah senantiasa kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt, di mana dan kapanpun kita berada, dengan cara berusaha maksimal menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. InsyaAllah jika komitmen, konsisten dan istiqamah dalam menjalani hidup dengan konsep taqwa, kita akan selamat di kehidupan dunia sampai akhirat, dan akan mendapat kemuliaan di sisi Allah swt.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu." (QS Al-Hujurat: 13)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah swt.
Menjaga persaudaraan dan persatuan merupakan ajaran Islam yang sangat mendasar dan pokok sekaligus merupakan pilar kehidupan manusia secara umum. Karena dengan terjalinnya persaudaraan dan persatuan, tatanan kehidupan akan aman dan damai. Tatkala Rasulullah saw datang ke kota Madinah, bersama pendatang yang berasal dari Makkah (Muhajirin), berjumpa dan hidup bersama penduduk setempat kaum Anshar, pertama kali yang dilakukan oleh Rasulullah adalah mempersaudarakan mereka. Rasulullah menyatukan mereka dalam ikatan iman, sehingga mereka saling menghargai dan menghormati, saling mengasihi dan mencintai, saling berbagi dan mencukupi, saling tolong menolong, sampai pada batas mereka mendahulukan hak saudaranya atas diri sendiri. Hal ini digambarkan dalam QS. Al-Hasyr ayat: 9:
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِه فَاُولىكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: "Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah swt. Persaudaraan atau ukhuwah menjadi karakter yang melekat pada diri seorang Mukmin. Dalam kata lain, karakter dasar seorang Mukmin adalah selalu menjaga persaudaraan, persatuan, dan anti perpecahan serta permusuhan. Sebagaimana firman Allah swt:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَٱتَّقُوا ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُون
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat: 9).
Ibnu kasir dalam menafsirkan ayat ini menyebutkan beberapa hadits terkait, seperti hadits:
المُسْلِمُ أخُو المُسْلِمِ لا يَظْلِمُهُ ولَا يُسْلِمُهُ
Artinya: "Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya, maka tidak boleh menzalimi dan tidak boleh menjerumuskan." Dan hadits lain:
وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Artinya: "Allah senantiasa menolong hambaNya selama hamba tersebut menolong saudaranya."
Maknanya, persaudaraan berarti tidak saling menzalimi, tidak saling menjerumuskan, namun saling menolong dan memberikan bantuan. Sebaliknya orang Muslim dilarang bertikai dan berpecah belah seperti yang pernah terjadi pada umat terdahulu. Padahal telah datang kepada mereka keterangan yang jelas. Allah swt berfirman:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya: "Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat ."(QS. Ali Imran: 5).
Banyak teks Al-Qur'an maupun hadits yang memerintahkan untuk memelihara dan menjaga persaudaraan dan persatuan, sebagaimana banyaknya teks Al-Qur'an dan hadits yang melarang perpecahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menjaga, memelihara persaudaraan dan persatuan adalah wajib. Sementara perpecahan adalah diharamkan.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah swt. Banyak faktor yang bisa merusak persaudaraan. Diantaranya adalah 1) sikap su’udzan (berprasangka buruk) kepada saudaranya; 2) tahassus dan tajassus, yaitu mencari-cari aib saudaranya dan memata-matai untuk mencari kesalahannya, yang itu semua bukan urusannya; 3) tanafus dan tahasud, yaitu bersaing yang tidak sehat dan saling dengki, tidak terima dan tidak suka kebaikan dan kesuksesan pada saudaranya; 4) tabaghud dan tadabur, yaitu saling marah dan saling membelakangi, dan ke 5) ghibah dan 6)saling memanggil dengan panggilan yang buruk. Semua faktor ini disebutkan dalam QS. Al-Hujurat setelah Allah swt menjelaskan bahwa seorang Mukmin adalah bersaudara.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah swt. Hari-hari ini dan beberapa bulan ke depan, adalah hari-hari di mana negara kita melaksanakan proses hajatan lima tahunan yaitu pemilu. Sistem yang telah disahkan di negara kita untuk memilih pemimpin dan penguasa negeri tercinta ini. Dan kita masyarakat, biasa terlibat dalam hajatan tersebut sebagai pemilih yang diatur oleh undang-undang. Masing-masing kita mempunyai hak untuk memilih secara bebas dan rahasia.
Namun, suasana hajatan lima tahunan ini tidak sedikit diwarnai dengan hal-hal yang bisa mengurangi, bahkan merusak persaudaraan. Rasa-rasanya faktor-faktor perusak persaudaraan yang telah disebutkan dalam surat Al-Hujurat sejak 14 abad silam pernah dan bisa kita jumpai selama ini. Hampir semuanya ada. Seperti sikap berprasangka buruk, mencari aib dan kesalahan, persaingan yang tidak sehat serta saling dengki, saling ghibah (menggunjing) dan memanggil dengan panggilan-panggilan buruk. Bahkan dampak dari pemilu sebelumnya masih tersisa sampai hari ini, dimana masyarakat nampak terbelah menjadi dua kelompok dengan panggilan masing-masing seperti anak katak dan anak kelelawar yang sering disebut dengan Cebong dan Kampret. Padahal Allah berfirman:
وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ
Artinya: "Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman." (QS Al-Hujurat: 11)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah swt. Melalui mimbar Jumat yang mulia ini, khatib mengajak kepada jamaah, marilah sama-sama kita menyikapi segala peristiwa, dengan mata hati yang jernih. Kita kembali kepada ajaran dan pesan-pesan yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an. Menjadi seorang Mukmin yang baik artinya seorang yang harus menjaga persaudaraan. Perbedaan dalam kehidupan, bahkan dalam menafsirkan teks-teks agama pun, sering muncul perbedaan. Namun perbedaan itu, termasuk dalam pilihan, hendaknya tidak mengurangi apalagi merusak persaudaraan.
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ (متفق عليه)
Artinya: "Seorang Muslim adalah seorang yang saudara-saudara Muslim lainnya merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya."
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر.
(Imam Sujoko, Dosen Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta).
Download File di Bawah>>
File
Apa Reaksi Anda?