Hadirkan Ulama Hingga Akademisi, Ansor Sulsel Gelar Dialog Kepahlawanan

Hadirkan Ulama Hingga Akademisi, Ansor Sulsel Gelar Dialog Kepahlawanan

Kegiatan ini berlangsung hangat, penuh diskusi konstruktif, dan menghasilkan sejumlah gagasan untuk memperkuat peran pemuda dalam merawat rekonsiliasi nasional. Foto : Ansor Sulsel.

Makassar | hijaupopuler.id


Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Dialog Kepahlawanan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional 2025. Berlangsung di Red Corner Café, Makassar, Sabtu (15/11/2025) pekan lalu, dan menghadirkan para akademisi, mahasiswa, serta berbagai organisasi kepemudaan dari berbagai daerah.

Mengusung tema “Kepahlawanan dan Rekonsiliasi Bangsa,” dialog ini menjadi ruang refleksi bagi generasi muda untuk memahami nilai-nilai kepahlawanan dalam konteks kekinian, sekaligus memperkuat kesadaran akan pentingnya persatuan di tengah dinamika sosial, politik, dan kebangsaan.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan akademisi, peneliti, dan ulama, di antaranya Dr KH Abdul Muthalib Abdullah MA, Pimpinan Pondok Pesantren MDIA Bontoala Makassar. Juga ada Prof Dr H Firdaus Muhammad MA, Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar. Lalu ada Dr Mahmud Suyuti MAg, Wakil Ketua Dewan Penasehat PW GP Ansor Sulsel yang juga akademisi UIM Makassar. Serta H AS Kambie, Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Timur.

Ketua PW GP Ansor Sulsel, H Rusdi Idrus, menegaskan Hari Pahlawan bukan sekadar peringatan seremonial, melainkan momentum untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan yang relevan dengan tantangan generasi masa kini.

“Generasi muda harus menjadi pelanjut perjuangan para pahlawan, bukan hanya dengan mengenang, tetapi mengaplikasikan nilai-nilai keberanian, kejujuran, dan semangat persatuan dalam kehidupan nyata,” terang Rusdi.

“Rekonsiliasi bangsa bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama, terutama anak muda yang menjadi penopang masa depan Indonesia,” lanjutnya.

Menurutnya, dialog seperti ini menjadi penting sebagai wadah untuk mempertemukan berbagai perspektif, sekaligus mendorong tumbuhnya kesadaran kritis tentang arti kepahlawanan dalam era digital dan globalisasi.

Para narasumber dalam dialog tersebut juga memberikan pandangan mendalam terkait isu-isu kebangsaan, rekonsiliasi nasional, serta peran strategis pemuda dalam menjaga keutuhan bangsa.

Prof Firdaus Muhammad misalnya, yang menekankan rekonsiliasi bangsa harus dimulai dari ruang-ruang dialog.

“Di tengah polarisasi yang kerap muncul menjelang kontestasi politik, pemuda harus hadir sebagai jembatan, bukan sekadar penonton. Inilah wujud kepahlawanan masa kini,” ucapnya.

Sementara itu, KH Abdul Muthalib Abdullah mengingatkan pentingnya keteladanan spiritual dalam memaknai perjuangan pahlawan.

“Para pahlawan berjuang dengan keikhlasan dan keteguhan hati. Pembinaan moral dan spiritual menjadi fondasi utama untuk melahirkan generasi pemberani yang berakhlak,” tuturnya.

Kegiatan ini berlangsung hangat, penuh diskusi konstruktif, dan menghasilkan sejumlah gagasan untuk memperkuat peran pemuda dalam merawat rekonsiliasi nasional.

Melalui Dialog Kepahlawanan ini, PW GP Ansor Sulsel berharap momentum bulan Pahlawan dapat menginspirasi pemuda Indonesia untuk terus meningkatkan kontribusi dalam menjaga nilai kebangsaan, memelihara persatuan, dan menjadi agen perubahan positif di tengah masyarakat.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow