Khutbah Jumat : Keutamaan Zakat Fitrah Dalam Mensucikan Jiwa Dan Menjaga Keadilan Sosial

Khutbah Jumat : Keutamaan Zakat Fitrah Dalam Mensucikan Jiwa Dan Menjaga Keadilan Sosial

Zakat fitrah bukan hanya sekadar ritual ibadah, tetapi juga memiliki dampak sosial yang luar biasa. Foto: Humas IAIN Palopo

Khutbah | hijaupopuler.id

Di momen jelang penghujung Ramadhan ini perintah zakat fitrah menjadi urgen dan sangat relevan untuk disampaikan kepada umat.

Berikut redaksi menerbitkan tulisan Khutbah Jumat dari cendekia asal UIN Saizu Purwokerto, Jawa Tengah, Dr Muhammad Ash-Shiddiqy ME.

Semoga bermanfaat.

Khutbah I (pertama)

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِىْ اَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَالْاِسْلاَمِ  .  اَشْهَدُ  اَنْ لَّا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ . وَ اَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ  .  اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَ اِمَامِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ . اَمَّا بَعْدُ  فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ  تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَ اَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ 

Jama’ah Jumat rahimakumullah,  

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.  

Ramadan telah mendekati akhirnya, dan di antara kewajiban yang harus kita tunaikan adalah zakat fitrah. Zakat ini bukan sekadar kewajiban biasa, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial yang sangat dalam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 103:  

*خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ إِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ*  

"Ambillah zakat dari harta mereka guna menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka, karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."  

Zakat fitrah memiliki peran penting dalam menyucikan jiwa dan menyempurnakan ibadah puasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam riwayat Abu Daud:  

*فَرَضَ رَسُولُ اللهِ ﷺ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ الرَّفَثِ وَاللَّغْوِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ، مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ*  

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah, sebagai pembersih bagi orang yang puasa dari segala perbuatan sia-sia, dan ucapan tidak baik, serta sebagai makanan bagi orang miskin. Siapa yang menunaikannya sebelum shalat hari raya maka zakatnya diterima, dan siapa yang menunaikannya setelah shalat hari raya maka termasuk sedekah biasa."  

Jama’ah Jumat rahimakumullah,  

Dalam kitab Hasyiyah Jamal alal Minhaj, Syekh Zakaria al-Anshari juga menyampaikan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:  

*شَهْرُ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلاَ يُرْفَعُ إلَى اللهِ إلاَّ بِزَكَاةِ الفِطْر*  

"Bulan Ramadhan digantungkan antara langit dan bumi, tidak diangkat kepada Allah kecuali dengan zakat fitrah."

Syekh Zakaria menjelaskan bahwa selama seseorang belum mengeluarkan zakat fitrah, maka pahala puasanya belum bisa didapatkan.  

Sebagai Muslim yang taat, kita harus memahami bahwa zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga bagian dari keimanan kita kepada Allah swt, Ia berfirman dalam Surah An-Nur ayat 56:

*وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ*  

"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat."

Zakat fitrah menjadi penting karena: (1) Sebagai bukti totalitas kecintaan kepada Allah swt. Zakat menunjukkan bahwa kita tidak menduakan-Nya dengan harta. (2) Sebagai cara membersihkan jiwa dari sifat kikir. Zakat menjadikan seseorang lebih dermawan. (3) Sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah swt. Harta yang kita miliki adalah amanah yang sebagian haknya milik orang lain.

Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumiddin menjelaskan bahwa zakat juga memiliki tiga hak utama, yakni hak orang miskin yang membutuhkan, hak masyarakat umum dan hak Allah subhanahu wa ta’ala.

Zakat fitrah juga harus ditunaikan pada waktunya. Para ulama membagi waktu pembayaran zakat fitrah menjadi lima, yaitu (1) Jawazul waqti, sejak awal Ramadan (2) Wajibul waqti, saat matahari terbenam pada hari terakhir Ramadan (3) Afdhalul waqti, sebelum shalat Idul Fitri (4) Makruh waqti, setelah shalat Idul Fitri, kecuali ada udzur, dan (5) Haromul waqti, yakni sehari setelah Idul Fitri.

Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,

Zakat fitrah bukan hanya sekadar ritual ibadah, tetapi juga memiliki dampak sosial yang luar biasa. Dengan membayar zakat fitrah, kita membantu fakir miskin agar dapat merasakan kebahagiaan di hari raya. Islam mengajarkan kita untuk saling berbagi dan memberi kasih sayang kepada sesama.  

Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:  

*"مَثَلُ المُؤمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الجَسَدِ الوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالحُمَّى"*  

"Perumpamaan kaum Mukminin dalam kasih sayang mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya." (HR. Muslim)  

Maka dari itu, marilah kita tunaikan zakat fitrah dengan penuh keikhlasan, sebagai wujud kepatuhan kita kepada Allah swt dan kepedulian kita terhadap sesama.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ  اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II (kedua)

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ . اَللّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ  .  اَمَّا بَعْدُ فَيَا اَ يُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَ اَ نْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ . رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَ تُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ . اَللَّهُمَّ قَوِّ اِيْمَانَنَا وَ حَسِّنْ اَخْلَاقَنَا وَ ارْفَعْ دَرَجَاتِنَا فِى الدُّنْيَا وَ الْآخِرَةِ . رَبَّنَا آَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَارِ  وَ اَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ بِرَحْمَتِكَ  يَا اَرْحَمَ الرَاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ  ِللهِ رَبِّ الْعالَمِيْنَ .

Dr Muhammad Ash-Shiddiqy ME | Dosen UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto, Jawa Tengah

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow