The Power of Niat

The Power of Niat

Abbas Langaji, Hijaupopuler.id, Maret 2024

Kolom, Hijaupopuler.id

Ramadhan sudah memasuki hari keempat belas, sampai saat ini kita belum mendengar kabar atau membaca berita dari beragam media, baik media cetak, media elektronik, ataupun media online tentang seseorang yang akhirnya meninggal hanya karena berpuasa; kalau yang berat badannya turun, banyak sekali.

Kalau toh ada yang meninggal saat berpuasa, boleh jadi ada penyebab lain yang lebih dominan, bukan karena puasanya; kalau memang yang bersangkutan tidak mampu berpuasa, bukankah Tuhan tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya?

Bila direnungkan; selama berpuasa tubuh kita menahan diri dari asupan makanan dan minuman selama lebih kurang 13 jam atau lebih, padahal di hari-hari biasa tubuh kita tidak mampu menahan diri dari asupan makanan, terutama minuman hingga 10 jam.

Bila pagi sarapan sebelum beraktivitas di kantor, di kebun, atau di mana saja tempat kita beraktivitas, maka pada siang hari sepertinya hal wajib adalah makan siang, kalau bisa sebelum shalat dhuhur; lebih baik urusan yang lain-lain terlambat daripada urusan makan siang.

Ketika berpuasa, terakhir kita menikmati makanan-minuman adalah sebelum subuh hari, namun mampu bertahan hingga petang hari; kenapa tubuh kecil kita mampu? 

Inilah kuasa Tuhan yang diperlihatkan melalui system tubuh kita bekerja; ketika memasuki Ramadhan, hati kita berniat baik melaksanakan puasa semata-mata karena Allah, maka secara otomatis metabolisme dan system tubuh kita segera melakukan penyesuaian; cara kerja, kapasitas lambung dan usus dalam sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem endoktrin, sistem syaraf, sistem kekebalan tubuh, sistem integumen, sistem ekskresi dan urinaria, dan lain-lain semua menyesuaikan dengan “keterbatasan pasokan” dan perubahan pola hidup selama beberapa waktu.

Bila kita bawa dalam kehidupan nyata, saya beri perumpamaan sederhana, misalnya suatu ketika, kita membaca berita bahwa karena alasan operasional PLN akan melakukan pemadaman listrik selama semalam suntuk; begitu kita mengetahui hal tersebut, maka di rumah-rumah tangga kita segera melakukan persiapan sebagai penyesuaian atas situasi tersebut; misalnya dengan membeli lilin, mempersiapkan lampu emergency, mencharge semua gadget, dan lain-lain; semua itu dilakukan agar selama pemadaman listrik kita tidak terlalu banyak kesulitan. Semua berlangsung baik-baik, karena sudah ada persiapan sebelumnya.

Bagaimana dengan tubuh kecil kita?

Begitu memori otak mengingatkan saat datangnya perputaran waktu bahwa sudah memasuki waktu bulan Ramadhan, maka informasi tersebut cukup menjadi dasar bagi seluruh sistem tubuh kita agar segera melakukan persiapan untuk penyesuaian tadi!

Bagaimana bentuk informasi itu?

Itulah niat; artinya, ketika hati kita berniat berpuasa karena Allah swt, maka yakin tubuh kita akan mampu melakukan penyesuaian terhadap perubahan kebiasaan makan-minum; seluruh system tubuh yang lain karena keterbatasan suplay makanan-minuman tersebut akan melakukan penyesuaian.

Bisa anda bandingkan bila tidak makan-minum selama seharian penuh tanpa ada niat sama sekali, bandingkan ketika anda menahan makan-minum karena anda sedang berpuasa karena Allah!

Oleh karena itu, sumber utama kekuatan fisik ketika berpuasa adalah niat ikhlas, bukan pada volume atau ragam menu saat sahur; semakin mantap niat kita beribadah karena Allah, maka semakin kuat fisik kita melakukan ibadah puasa.

Faktor lain adalah adanya kesadaran nurani bahwa kita berpuasa karena perintah Tuhan, dan bahwa selama berpuasa kita berada dalam pengawasan langsung oleh Tuhan, sehingga ibadah puasa tersebut adalah wujud ketaatan kita kepada Tuhan. Andai menahan makan-minum itu adalah perintah sesama manusia, siapapun orangnya apapaun pankat-jabatannya, boleh jadi ada di antara kita yang melakukan kecurangan.

kita juga sudah sama meyakini bahwa puasa adalah satu-satunya ibadah yang besaran pahalanya tidak secara langsung disebutkan al-Qur’an, melainkan ditentukan dan diberikan langsung dari dan oleh Allah; فَإنَّهُ لِيْ وَأنَا أجْزِيْ بِهِ "Puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya.”

Akhirnya, sebagai tips untuk tetap kuat melaksanakan ibadah puasa adalah memperbaiki niat beribadah karena Allah; dan bahwa selama berpuasa kita dalam pengawasan Tuhan, yang karenanya kita selalu berusaha sebaik mungkin agar puasa kita mendapat nilai lebih dari yang sekedar kita harapkan.

Abbas Langaji [FB.Mei2020]

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow