Amanat Rektor dalam Upacara HKN UIN Palopo, Kritik Menjadi Kebutuhan Organisasi
HKN yang diperingati setiap tanggal 17 setiap bulan, merupakan momen meneguhkan nasionalisme dan memperkuat integritas serta pengabdian ASN.
Palopo | hijaupopuler.id
Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo kembali menyelenggarakan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kesadaran Nasional (HKN), pada Kamis (17/7/2025) kemarin, dimulai tepat pukul 07.30 Wita bertempat di pelataran Gedung Prof Dr HM Iskandar, kampus 1 jalan Agatis Kelurahan Balandai Kecamatan Bara.
Upacara ini diikuti seluruh jajaran pimpinan, mulai dari Ketua Senat, Dewan Guru Besar, para Wakil Rektor, para pimpinan Fakultas dan Pascasarjana, para Ketua Lembaga, pimpinan unit, dosen, tenaga kependidikan, dan sejumlah pejabat lainnya dalam lingkup UIN Palopo.
Jalannya upacara tampak berlangsung tertib, dimulai dengan pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan hening cipta, pembacaan Pancasila, UUD 1945, Panca Prasetya KORPRI, penyampaian amanat, hingga doa penutup.
Hari Kesadaran Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 setiap bulannya merupakan momen penting untuk meneguhkan semangat nasionalisme serta memperkuat integritas dan pengabdian para Aparatur Sipil Negara (ASN). Momentum ini juga menjadi ajang refleksi untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah banyak berkorban demi bangsa dan negara.
Bertindak sebagai pembina upacara, Rektor UIN Palopo, Dr Abbas Langaji SAg MAg, yang dalam amanatnya menyampaikan pesan agar memaknai kritik sebagai sesuatu yang membangun dalam dinamika kehidupan organisasi atau berkelompok.
Ia menekankan, kritik merupakan bagian tak terpisahkan dari perjalanan lembaga dan harus dipandang sebagai peluang bahkan kebutuhan dalam rangka perbaikan di berbagai lini.
“Organisasi itu ibarat kapal, dan kritik layaknya air yang masuk ke dalamnya. Dalam kondisi tertentu, air justru dibutuhkan agar kapal tetap stabil saat menghadapi ombak besar. Oleh karena itu, mari kelola kritik dengan baik,” tuturnya.
Rektor Abbas juga mengajak seluruh sivitas akademika untuk tidak terjebak dalam emosi negatif saat menerima kritik. Menurutnya, justru kritik yang dikelola dengan bijak dapat menjadi katalisator menuju organisasi yang lebih kuat dan adaptif terhadap perubahan.
“Jangan sampai kita terbawa suasana hingga kritik menjatuhkan kita. Ingat, satu-satunya yang bisa merusak besi dalam kapal adalah karatnya sendiri,” lanjutnya.
Mengakhiri amanatnya, Rektor mengingatkan untuk bersama-sama menjaga semangat pengabdian untuk terus membangun dan mengembangkan institusi.
Ia juga mengajak seluruh elemen UIN Palopo untuk meneruskan perjuangan para pendahulu dengan dedikasi dan integritas tinggi. Salah satunya melalui konsistensi agar berhenti sejenak dari aktivitas kerja setiap pukul 10.00 pagi dalam hari kerja untuk mendengarkan dan menghayati diperdengarkannya Pancasila, lagu Indonesia Raya, hingga Panca Prasetya KORPRI.
Apa Reaksi Anda?






