Buku Kehidupan & Misteri Ilahi
Ilustrasi Hijaupopuler.id/Ishak.
Dalam beberapa hal, kehidupan manusia seperti buku yang terdiri atas halaman demi halaman, lembar demi lembar, bagian demi bagian. Kelahiran kita di mayapada ini adalah cover depannya, sedangkan kematian menjadi back covernya.
Setiap halaman memiliki ragam yang tentu saja berbeda dengan halaman sebelum dan setelahnya.
Halaman-halaman buku kehidupan ada yang berisi gambar, ada yang berisi cerita, dari yang mengasyikkan, menggembirakan, hingga yang menyedihkan, bahkan mungkin ada yang memprihatinkan.
Halaman-halaman itu ada yang berisi suka, ada juga duka, ada impian, ada juga harapan, ada janji, ada juga sekedar angan dan khayalan.
Halaman-halaman itu ada yang berisi cerita dan fakta, cerita semi fiksi, bahkan mungkin ada juga hanya fiksi. Cerita di halaman yang satu terkadang terkait dengan halaman sebelum dan setelahnya. Hampir tidak ada halaman yang berdiri sendiri yang tidak terkait dengan halaman sebelum ataupun setelahnya.
Demikian pula kehidupan manusia, realitas hari ini tentu saja tidak bisa dipisahkan dengan hari-hari sebelum dan setelahnya. Kenyataan baik atau buruk yang kita alami hari ini tidak bisa dipisahkan dengan realitas pada hari sebelumnya, dan akan berpengaruh kepada hari-hari berikutnya.
Hanya saja, buku kehidupan yang berbab-bab ini, tidak ada daftar isi, dan tidak ada kepustakaan. Tipis tebalnya buku kehidupan, kita sendiri adalah misteri, bahkan boleh jadi kita tidak pernah sadar kita sudah berada pada bagian bab yang mana. Apakah di awal, pertengahan atau sudah di lembaran terakhir buku kehidupan.
Meski tanpa daftar isi dan kepustakaan, buku kehidupan tetap mempunyai referensi. Itulah agama atau sistem kepercayaan yang dengannya seorang mengaku beriman.
Dengan buku kehidupan, anda hanya bisa melakukan review ataupun flashback tanpa bisa melakukan preview, karena cerita dan berita tentang hari esok hampir seluruhnya adalah misteri. Misteri Ilahi, begitu orang biasa menyebutnya.
Hari berganti hari, berarti halaman demi halaman berlalu, dalam ajaran agama yang saya yakini, ada ungkapan bahwa setiap orang dituntut untuk mempersiapkan bekal untuk masa depannya, dan bahwa setiap orang dituntut agar kondisi kehidupannya hari demi hari semakin lebih baik.
Boleh jadi ungkapan yang sama atau semakna ada juga dalam agama atau sistem kepercayaan lainnya.
Siapakah di antara manusia yang lebih baik? Ada banyak indikatornya, salah satunya adalah manusia yang banyak memberikan bermanfaat bagi kehidupan ini. Mari kita membuka, memulai dan menjalani lembaran demi lembaran kehidupan, merenungkan apa yang sudah terjadi, bila di antaranya ada yang buruk jangan pernah disesali, tapi jadikan pelajaran, sembari berharap ke depan semua menjadi baik, dan tetap yakin bahwa semua akan indah pada waktunya.
[FB22.12.17] Abbas Langaji
Apa Reaksi Anda?