Faktor Historis dan Star Boy Laga Arsenal vs Madrid di Liga Champions

Faktor Historis dan Star Boy Laga Arsenal vs Madrid di Liga Champions

Keputusan hidup telah dibuat; menjadi fan Arsenal. Ini bukan soal menang kalah, bukan juga soal main cantik atau jelek.

Opini | hijaupopuler.id

The Gunners akan menjamu Raja Liga Spanyol dan juga Eropa Real Madrid, tengah pekan ini di kandang Arsenal, Emirates Stadium London UK, dalam lanjutan Liga Champions UEFA pada babak perdelapan final leg kesatu.

Ramai para pundit sepakbola dunia mengulas laga ini, sebagian mengunggulkan Arsenal, sebagian besar lainnya menjagokan Madrid.

Bagi penulis yang tulen fan Arsenal, tentu berharap besar El Real kalah di laga ini.

Ada beberapa alasan mengapa Arsenal dapat mengalahkan lawannya kali ini.

Pertama, faktor historis. Real Madrid belum pernah sekalipun mengalahkan Arsenal dalam laga kompetitif. Dalam 4 kali pertemuan terakhir mereka, Arsenal menang 2 kali, sisanya berakhir imbang.

Kedua, faktor star boy Bukayo Saka. Penyerang sayap andalan ini sempat cedera akhir tahun lalu, tapi telah kembali dalam 2 laga terakhir Arsenal di liga domestik. Saka selalu menjadi pembeda dalam laga-laga yang dijalaninya sejauh ini.

Untuk fan Madrid, jangan kuatir atau berhenti membaca tulisan ini dulu karena tahu penulisnya seorang fan Arsenal. Sebab saya tetap menaruh respek atas kemasyhuran klub kalian.

Tetapi apapun pandangan kalian terhadap laga kali ini, saya tidak perduli, sebab jiwaku selalu dan selalu bersama Arsenal.

Mungkin suatu ketika nanti ada yang bertanya, mengapa kamu begitu mencintai Arsenal? Tanpa berpikir panjang, akan saya jawab; mencintainya tanpa alasan, suka Arsenal begitu saja, sejak dulu hingga sekarang.

Dalam psikologi, ada gejala yang disebut fanatisme. Kesukaan yang berlebihan terhadap sesuatu yang kadang di luar nalar. Ia dapat berupa kesetiaan, kegembiraan, semangat atau dukungan yang cenderung tidak rasional.

Melanie James dalam Virtue (2015) pada salah satu teori psikologi olahraganya, menjelaskan bahwa terdapat beragam cara pendukung atau penggemar menunjukkan dukungannya, seperti menonton langsung di lapangan dengan mengenakan pakaian dan aksesoris kelompoknya, menyanyikan yel-yel dan sebagainya.

Fanatisme juga dapat diidentifikasi misalnya melalui pendekatan berbagai teori intrapersonal communication. Yakni proses komunikasi dengan diri sendiri yang melibatkan dialog batin, refleksi dan pemikiran tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Komunikasi jenis ini antara lain bertujuan untuk memahami dan mengendalikan diri sendiri, serta membuat keputusan-keputusan dalam hidup.

Arsenal telah memberi pemahaman hidup kepada saya, misalnya pentingnya bersabar ketika trophy idaman sekelas Liga Champions Eropa belum sekalipun diraih. Atau bagaimana kita mampu mengendalikan diri, saat dibully karena tim kesayangan kalah dan kalah lagi dalam perburuan gelar juara.

Bagaimanapun, keputusan dalam hidup telah dibuat; untuk menjadi fan Arsenal.

Ini bukan soal menang kalah, bukan juga soal main cantik atau jelek. Ini tentang bersenang-senang, dengan menemukan kebahagiaan tersendiri ketika menyaksikan Martin Odegaard sang Kapten Arsenal cs 'menari' di atas lapangan.

North London forever
Whatever the weather
These streets are our own
And my heart will leave you never
My blood will forever
Run through the stone

Penggalan lirik lagu The Angel (North London Forever) oleh Louis Mark Dunford di atas, mengakhiri coretan ngawur penulis, spesial kepada semua fan Arsenal di seluruh dunia.

Reski Azis | Founder hijaupopuler.id

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow