Haji Ramah Lansia: Prioritas Pelayanan Haji 2024
Prof. Dr. Abdul Aziz, M.Pd.I (Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung)
Kolom | Hijaupopuler.id
Musim haji tahun 2024 membawa angin segar bagi para jamaah lanjut usia (lansia). Pasalnya, kementerian Agama (Kemenag) RI memprioritaskan pelayanan pada para jamaah haji Lansia asal Indonesia. Kemenag pun menetapkan tagline "Haji Ramah Lansia" sebagai bentuk keseriusan kementreian agama pada jamaah haji lansia.
Tentu bukan tanpa alasan kemenag memprioritaskan pelayanan pada jamaah lansia asal Indonesaia. Pada tahun 2024 ini, jamaah haji lansia cukup besar, jumlahnya lebih dari 45.000. dan bukan tidak mungkin pada tahun-tahun yang akan datang, jamaah haji didominasi oleh kelompok lansia. Salah satu alasannya adalah masa tunggu yang semakin lama. Sebagai contoh saja, waktu tunggu ibadah haji di beberapa propinsi seperti Aceh, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Selatan sudah lebih dari 30 tahun.
Fokus utama dari pelayanan haji ramah lansia adalah memastikan kenyamanan dan keselamatan mereka selama menjalankan ibadah haji. Beberapa langkah konkret telah diambil, termasuk menyediakan fasilitas yang mendukung kebutuhan lansia, seperti kursi roda, transportasi khusus, dan pendampingan medis.
Keseriusan kemenag pada pelayanan jaamaah lansia juga bisa dilihat dengan adanya pelatihan petugas haji. Secara Khusus, mereka diberi pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan mereka dalam menangani jamaah lansia. Pelatihan ini meliputi teknik komunikasi efektif, penanganan medis darurat, dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan yang umum dialami lansia. Semua itu dilakukan dengan tujuan agar jamaah lansia merasa lebih aman dan terlayani dengan baik selama menjalankan ibadah haji.
Dengan segala kesuksesan penyelenggaraan haji 2024, tagline "Haji Ramah Lansia" bukan sekadar slogan, melainkan wujud komitmen nyata Kemenag dalam meningkatkan kualitas pelayanan haji, khususnya bagi lansia. Tagline ini juga mencerminkan upaya serius Kemenag dalam menghadapi tantangan demografi jamaah haji yang semakin tua, sebagaimana disampaikan di awal.
Haji ramah lansia, diakui atau tidak, telah menjadi barometer layanan haji di kancah internasional. Hal ini dibuktikan dari berbagai pernyataan para jamaah haji non Indonesia yang melihat kesigapan pelayanan petugas untuk para lansia. Misalnya saat berada di Masjidil Haram, prosesi wukuf di Arafah. Kemudian, adanya Murur di Muzdalifah hingga saat mabit di Mina. Semua petugas menjalankan perannya sebagai pelayanan lansia.
Bagaimanapun, ibadah haji membutuhkan kekuatan fisik yang prima. Maka, bagi lansia yang mungkin sudah memiliki kendala, bantuan dari para petugas haji kita, menjadi kunci sukses ibadah haji mereka. Maka, tidak ada alasan untuk tidak berterima kasih pada para petugas haji dan kementerian agama atas segala upayanya memberikan pelayanan terbaik pada jamaah lansia. Saya yakin, pada tahun-tahun yang akan datang inovasi-inovasi penyelenggaraan haji akan tetap dialkukan oleh kementerian agama.
Prof. Dr. Abdul Aziz, M.Pd.I (Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung)
Apa Reaksi Anda?