Mahasiswa Kupu-kupu Bukan Tanda Kemalasan
Mahasiswa Kupu-kupu (Ilustrasi Hijaupopuler.id)
Dalam dunia perkuliahan, seringkali kita mendengar istilah-istilah sebutan untuk mahasiswa. Salah satu di antaranya adalah "mahasiswa kupu-kupu".
Istilah ini menggambarkan mahasiswa yang memilih untuk tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler setelah mata kuliahnya selesai.
Mereka lebih memilih fokus pada kuliah dan pulang setelahnya. Namun, apakah label ini mencakup seluruh kisah mereka?
Mahasiswa Kupu-Kupu Lebih dari Kuliah-Pulang-Kuliah
Penting untuk diingat bahwa mahasiswa kupu-kupu bukanlah kelompok homogen. Ada beragam alasan di balik pilihan mereka.
Beberapa mungkin memiliki komitmen keluarga atau pekerjaan paruh waktu yang membatasi waktu luang mereka. Ada pula yang lebih memilih cara belajar mandiri di luar kelas.
Bukannya menilai, kita seharusnya berusaha memahami dan mendukung mahasiswa kupu-kupu.
Kampus dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan mereka untuk tetap berkontribusi dan terlibat dengan cara mereka sendiri. Inisiatif seperti mentoring akademik atau sumber daya belajar mandiri dapat membantu mereka mengoptimalkan potensi mereka.
Ketika kita membicarakan mahasiswa kupu-kupu, penting untuk ingat bahwa setiap individu memiliki alasan dan gaya belajar yang unik.
Mengekspresikan diri dalam bentuk "kuliah-pulang-kuliah" bukanlah tanda kemalasan, tetapi merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan akademik mereka.
Mari kita hargai berbagai cara belajar dan berpartisipasi di kalangan mahasiswa.
Fikri Surya Aditya
Apa Reaksi Anda?