Para Ketua, Bersiaplah Menderita!
Foto: Rezki Azis, Hijaupopuler.id, Efek Creator Dian2023
Penulis : Reski Azis
Leiden is Lijden, sebuah peribahasa yang tetiba muncul di salah satu kanal medsosku, secara spontan langsung mencarinya di google, ternyata maknanya memimpin adalah menderita. Sejenak merenungi peribahasa belanda tersebut, lalu pikiran pun liar ke mana-mana.
Saya coba merekonstruksi tafsir peribahasa tersebut, apakah yang dimaksudnya seperti pada cerita tentang pemimpin-pemimpin hebat di sejarah dunia ini yang mendapat banyak penderitaan juga kadang siksaan dalam kepemimpinannya.
Seperti kisah tekanan yang dihadapi Rasulullah saw dari penentang dakwahnya. Beliau difitnah, dicaci, bahkan mendapat perlakuan kurang etis dengan diberi kotoran di depan rumah beliau, hingga mendapat serangan fisik dilempari batu oleh masyarakat Thaif. Apakah seperti itu yg dimaksud 'leiden is lijden?'
Ataukah seperti kisah Yesus yang disalib dalam iman umat Kristiani, sebagi bentuk penebusan dosa dan penyelamatan manusia dari kebinasaan. Apakah penderitaan seperti itu yang dimaksud peribahasa belanda itu?
Ataukah seperti penderitaan yang dialami proklamator negera kita, Ir Soekarno, yang dalam catatan sejarah harus rela dipenjara dan diasingkan hingga tujuh kali sepanjang perjuangannya untuk bangsa ini. Atau mungkin juga yang dimaksud seperti penderitaan yang dialami pemeran utama film-film, biasanya mereka babak belur dulu sebelum tampil menjadi pemenang di akhir pertarungan.
Lamunanku berhenti sejenak, ketika menyadari banyak pesan whatsapp yang harus segera direspon sebagai bentuk tanggungjawab atas posisiku dalam beberapa konteks sosial.
Belakangan saya menyadari dan mengambil kesimpulan sementara bahwa ungkapan 'leiden is lijden' tersebut banyak benarnya. Terutama ketika dikontekstualisasikan dalam peran-peran yang kita lakoni dalam kehidupan ini. Bahwa seorang pemimpin memang harus mampu lebih banyak merasakan tekanan, batin tersiksa hingga penderitaan.
Tekanan, penyiksaan dan penderitaan tersebut mungkin tidak lagi seperti kisah bintang-bintang film, tapi seorang pemimpin ditakdirkan berpikir lebih keras, leader adalah mereka yang bekerja lebih giat dan menjadi problem solver kelompoknya.
Saya merasakan betul, bahwa seorang pemimpin tidak semudah pikiran kita sebagai yang dipimpin. Konkritnya, anggota memikirkan satu hal, maka boss memikirkan 10 hal. Jika seorang pengikut bekerja di siang hari, maka pemimpin hingga larut malam masih bekerja memikirkan keberlanjutan programnya.
Seorang Ketua akan paling banyak mendapat sorotan ketika ada anggota kelompoknya yang berbuat salah. Maju mundurnya sebuah organisasi bahkan negara sekalipun ada di tangan pemimpin. Sehingga mereka para leader seperti memang sudah ditakdirkan untuk lebih banyak 'menderita.'
Apakah kita siap akan hal itu? Bila kita berniat menjadi seorang leader atau pemimpin, maka bersiaplah untuk menderita.
Mental kita harus kuat menghadapi berbagai tekanan dan penderitaan psikis dari ruwetnya mengelola sumber daya setiap tanggung jawab.
Apa Reaksi Anda?