Menggali Makna Tersembunyi Dalam Alquran: Kritik Imam Al-Ghazali Yang Relevan Di Zaman Kini

Menggali Makna Tersembunyi Dalam Alquran: Kritik Imam Al-Ghazali Yang Relevan Di Zaman Kini

Ngaji Jawahir Al-Qur’an ke-1 bersama Gus Ulil Abshar Abdalla.

Islami | hijaupopuler.id

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla, dalam pertemuan perdana Ngaji Ramadhan Kitab Jawahirul Qur'an karya Imam Al-Ghazali yang disiarkan langsung melalui Kanal YouTube Ghazalia College pada Ahad, 2 Maret 2025, mengungkapkan kritik tajam Imam Al-Ghazali terhadap fenomena orang-orang yang hanya membaca Al-Qur'an tanpa berusaha mendalami maknanya.

Gus Ulil, sapaan akrabnya, membuka diskusi dengan merujuk pada kritik Imam Al-Ghazali yang ditujukan kepada mereka yang hanya fokus pada kelancaran membaca Al-Qur'an (mustarsil fi tilawatil Qur'an) namun mengabaikan pemahaman mendalam terhadap isi dan maknanya. 

Menurut Gus Ulil, Imam Al-Ghazali mengibaratkan Al-Qur'an seperti lautan yang luas, al-bahrul muhith, di mana hanya mereka yang berani menyelam lebih dalam yang akan menemukan mutiara dan batu berharga, yakni pemahaman yang hakiki.

“Orang yang hanya mondar-mandir di bibir pantai, meski yakin bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci, sebenarnya belum benar-benar meresapi maknanya,” ujar Gus Ulil. 

Ia menjelaskan bahwa untuk bisa memahami secara mendalam, seseorang harus berani ‘masuk’ lebih jauh, seperti halnya seorang pelaut yang harus menjelajahi lautan untuk menemukan harta karun yang tersembunyi. 

“Mengarungi gelombang lautan Al-Qur'an dan mencari mutiara itu hanya bisa diperoleh kalau kita berani menyelam ke dalam lautan,” lanjutnya. Fenomena ini, menurut Gus Ulil, sangat relevan dengan kondisi zaman sekarang. 

Banyak orang yang merasa telah menguasai seluruh nilai Al-Qur'an hanya karena mereka membaca teksnya tanpa memperhatikan makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini mengarah pada kesalahan pemahaman yang bisa menyesatkan. 

“Ini ibarat seseorang yang pergi ke laut, hanya sampai di pantai, lalu merasa sudah menguasai seluruh lautan. Ini menjadi masalah besar di zaman ini,” tegas Gus Ulil, yang juga dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Ghazalia Metuk.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Ulil juga memaparkan enam tema penting yang dibahas dalam Al-Qur'an menurut Imam Al-Ghazali. Imam Al-Ghazali membagi tema-tema tersebut ke dalam dua kategori besar, pokok (ushul) dan pendorong (mu'inah). 

Tema pokok pertama menyangkut tiga hal utama, mengenal Allah, panduan perjalanan menuju Allah, dan menggambarkan kondisi ketika seseorang sampai kepada-Nya. Ketiga tema ini menjadi landasan utama dalam memahami inti ajaran Al-Qur'an.

Tiga tema lainnya, yang bersifat pendorong dan penyempurna (al-mu'inah wal mutimmah), membahas tentang sifat dan kriteria orang-orang yang cinta kepada Allah serta mereka yang mengingkari seruan-Nya, pandangan-pandangan penyangkal kebenaran dan bagaimana menghadapinya secara rasional, serta metode untuk meramaikan jalur menuju kebenaran.

Dengan membagi tema-tema ini, Gus Ulil berharap umat Islam dapat lebih memahami Al-Qur'an tidak hanya sebagai kitab bacaan, tetapi juga sebagai petunjuk hidup yang harus diterjemahkan dalam tindakan dan pemikiran. 

“Al-Qur'an bukan hanya untuk dibaca, tapi untuk dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Gus Ulil menutup pembahasan.

Kritik Imam Al-Ghazali ini, meskipun berabad-abad lamanya, masih sangat relevan di tengah kecenderungan sebagian umat yang lebih fokus pada aspek formal membaca Al-Qur'an daripada menggali maknanya. 

Dengan pemahaman yang mendalam, Al-Qur'an tidak hanya menjadi bacaan suci, tetapi juga sumber kebijaksanaan yang mampu memberikan petunjuk hidup bagi umat manusia.

Sumber: dikutip dari Youtube Ghazalia College

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow