Orasi Ilmiah Grand Syekh Al Azhar Tekankan Jangan Mudah Mengkafirkan

Nasional | hijaupopuler.id
Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Ahmed Al Tayeb, memberikan orasi ilmiah pada hari Selasa (9/8/2024) di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dalam pidatonya, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Hukama Muslimin (MHM), ia menekankan agar umat tidak mudah mengkafirkan orang lain hanya karena perbedaan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, menilai orasi ilmiah tersebut sangat mencerahkan. Grand Syekh menekankan pentingnya persatuan dan mengingatkan akan bahaya perpecahan, ungkap M Ali Ramdhani setelah mendengarkan ceramah tersebut.
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Menag 1998, Prof Dr M Quraish Shihab, MA, dan Rektor UIN Jakarta, Prof Asep Saufuddin Jahar, Ph.D. Ribuan pengunjung memadati Auditorium HM Rasjidi, termasuk pejabat Eselon I dan II Kemenag, civitas academica UIN Jakarta, para Rektor PTKN, alumni Al Azhar, serta mahasiswa.
“Kita mendapat pencerahan dari Grand Syekh tentang pentingnya membangun kerukunan umat beragama dan menghindari perpecahan,” ujar Sekjen M Ali Ramdhani.
Orasi Ilmiah Grand Syekh Al Azhar berjudul "Meneguhkan Moderasi Beragama untuk Membangun Toleransi dan Harmoni". Sekjen M Ali Ramdhani menekankan pesan Grand Syekh agar umat Islam tidak mudah saling mengkafirkan.
“Selama seseorang salat sesuai ajaran Islam dan menghadap kiblat yang sama, maka ia adalah bagian dari umat Islam dan kita harus saling menjaga,” kata Kang Dhani.
Sekjen juga mengapresiasi pesan dari ahli Tafsir Indonesia, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA, yang menegaskan bahwa prinsip Bhineka Tunggal Ika menjadi pedoman dalam merawat kerukunan di tengah keragaman Indonesia.
“Keberagaman adalah kekayaan yang harus dinikmati bersama untuk membangun bangsa dan menghadapi tantangan zaman,” ujar Sekjen.
Sekjen mengutip Prof Quraish Shihab yang mengatakan bahwa perbedaan adalah kekayaan yang harus diolah seperti masakan dengan berbagai rasa atau lukisan dengan banyak warna, semuanya indah jika ditata secara proporsional.
“Kunjungan Grand Syekh Al Azhar memberi kita pencerahan yang harus kita tindak lanjuti melalui penghayatan dan implementasi amanat beliau,” tutup Sekjen.
Grand Syekh Al Azhar tiba di Indonesia pada 8 Juli 2024. Sebelum ke UIN Jakarta, ia diterima oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Dari UIN Jakarta, Grand Syekh mengunjungi Pusat Studi Al-Quran yang dikelola oleh Prof Quraish Shihab.
Grand Syekh Al Azhar dijadwalkan berada di Indonesia hingga 11 Juli 2024. Selama itu, ia akan bertemu dengan tokoh lintas agama dan organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah.
@KemenagRI
Apa Reaksi Anda?






