Artificial Intelligence & Imagining The Future Society

Artificial Intelligence & Imagining The Future Society

Ilustrasi Robot, Ai Hijaupopuler.id, Dian2023

Membayangkan masa depan bukan hanya sekadar menyelami imajinasi, melainkan juga suatu refleksi mendalam terhadap realitas peradaban manusia saat ini. 

Saat memproyeksikan realitas masyarakat ke depan, tentu perlu meninjau variabel masa lalu yang membentuk masa sekarang sebagai fondasi, dan variabel sekarang  yang akan menjadi kanvas realitas masyarakat masa depan. 

Menurut paradigma Ibnu Khaldun dalam teori perubahan sosial,  masyarakat tidak bersifat statis, tidak mandeg dan tidak bersifat monolitik, masyarakat selalu berubah, dinamis dan heterogen, antara satu masyarakat dan masyarakat lain memiliki akar sejarah yang berbeda, memiliki kerangka norma, nilai dan aturan yang khas, memiliki identitas dan ideologi yang dianut secara kolektif, umumnya masyarakat-masyarakat yang telah mengenal peradaban berorientasi pada kemajuan.

Ironi mayarakat sekarang sudah nampak jelas perubahannya, misalnya perkembangan teknologi mampu mengikuti alur berfikir manusia dan bahkan  mampu menyediakan kebetuhan manusia secara teknis seperti yang sekarang terjadi, yakni fenomena kemunculan sistem kecerdasan buatan atau lebih dikenal dengan Artificial Intelligence (AI). 

Implementasi AI dalam berbagai  sektor kehidupan sebenarnya memberikan dampak yang positif. AI mampu menjawab berbagai  masalah kondisi terkini yang sifatnya teknis namun di sisi lain AI  juga merupakan ancaman besar  bagi sumber daya manusia, sebab banyak pekerjaan manusia  perlahan mulai digantikan oleh AI. 

Di masa depan, kemajuan yang sangat pesat dalam bidang teknologi akan menjadi sangat canggih dan kompleks. Oleh karena itu perlunya peningkatan kualitas diri dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang teknologi dan tetap menjaga pengetahuan tradisionalisme yang sudah mengakar, serta menciptakan diri se-kreatif mungkin. Hal ini bertujuan untuk menjadikan peran manusia secara esensi sulit digantikan semuanya oleh kecerdasan buatan dari perkembangan teknologi.

Inilah ironi masa kini dimana manusia terancam digantikan perannya oleh kecerdasan buatan teknologi, mesin menjadi manusia, manusia menjadi mekanis. Ironi yang lain juga menggambarkan binatang semakin dimanusiakan sementara manusia semakin menghewani menusia. Lihat saja perkembangan masyarakat dewasa ini esensi manusia suda semakin kehilangan. Ini sungguh sangat memprihatinkan bagaiman lagi  membayangkan bentuk  masyakat masa depan.

Belum lagi soal transisi keberadaan manusia sekarang menuju keberadaan manusia di masa depan, tentu pola kehidupan terus mangalami perkembangnan dan pergeseran, semakin kedepan komunikasi bertranformasi dari komunikasi konvensional ke komunikasi digital, persepesi dari korporal ke persepsi di gital, realitas sosial dari korporal ke digital, kebenaran dari klasik ke baru, kebebasan dari lama ke baru.  

Di masa depan yang terus diperhadapkan dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, keberadaan manusia mengalami transformasi luar biasa. Teknologi kecerdasan buatan telah menjadi mitra sehari-hari, membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan mereka. 

Manusia dan kecerdasan buatan telah membentuk kemitraan yang harmonis, dimana kekuatan kreativitas manusia dipadukan dengan kecepatan dan keakuratan AI.

Generasi saat ini yang diharapakan adalah generasi z atau lebih akrap  dikampanyekan sebagai Generasi Genzi, akan tetapi generasi tersebut telah memainkan peran krusial dalam membentuk karakter dan psikologi manusia. Sikap mereka sangat  jelas berbeda dengan Generasi Milenial yang lahir sekitar tahun 1990-an,  generas ini  membentuk sebuah kecenderungan yang sangat kompleks dalam dinamika masyarakat moderen.             

Genzi lebih banyak bersikap apatis dan kurang merepon soal laju transformasi, apalagi tidak melek pada upaya mentransmisikan nilai-nilai esensi dari generasi sebelumnya ke generasi sekarang ini, sudah pasti bahwasanya manusia di perhadapkan arus perkembangan modernisasi semisal teknologisasi yang dapat memenuhi kebutuhan praktis manusia. 

Tinggal menunggu bagaimana peran generasi yang di harapkan mampu mengkontruksi bentuk masyakat masa depan dengan kualitas yang dimilikinya sering perkembangan zaman.

Dari arus tersebut jika tidak direspon dengan serius, masyarakat masa depan dapat di bayangkan akan mengalami hal yang sama, bahkan lebih parah lagi, bagaimana manusia dapat berjalan beriringan sesuai kedinamisan yang ada.

Bentuk Masyarakat masa depan itu dikonstruksi dengan desain masyarakat masa sekarang, apabila generasi masyarakatnya tidak sadar pada tantangan yang ada, sudah daoat di simpulkan bentuk masyarakat masa depan lebih ironis ketimbang masyarakat sekarang ini.

Penulis: Al Mudzill

Editor: Dian

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow