Teori Stella Ting-Toomey & Praktik Komunikasi Antar Budaya di Kampus IAIN Palopo
Ilustrasi Ekspresi Wajah, Hijaupopuler.id, by bing creator image, creator Dian2023.
Teori negosiasi wajah (Face Negotiation Theory) oleh Stella Ting-Toomey fokus pada bagaimana individu dari berbagai budaya mengelola citra diri, harga diri, dan hubungan interpersonal dalam konteks komunikasi.
Teori ini menggambarkan perbedaan dalam cara individu dari budaya yang berbeda mengekspresikan identitas dan menjaga 'wajah' mereka dalam interaksi sehari-hari.
Inti dari teori ini adalah konsep 'wajah' atau 'face', yang merupakan gambaran dari harga diri seseorang di hadapan orang lain.
Ada beberapa elemen kunci dalam teori ini. Pertama, kepentingan wajah ini mencakup kebutuhan individu untuk mempertahankan harga diri, baik secara pribadi maupun dalam konteks budaya mereka. Wajah dapat dibagi menjadi "wajah positif" (bagaimana seseorang ingin dilihat oleh orang lain) dan "wajah negatif" (hal-hal yang harus dihindari agar tidak merusak citra diri).
Kedua, gaya negosiasi wajah, berbagai budaya memiliki cara yang berbeda dalam menangani konflik dan interaksi interpersonal. Teori ini mengidentifikasi beberapa gaya negosiasi wajah seperti konflik terbuka (misalnya, mengungkapkan perasaan secara langsung), konflik tertutup (menyembunyikan perasaan), dan sebagainya.
Ketiga, pengaruh budaya, budaya memainkan peran kunci dalam cara individu mengekspresikan diri dan menangani konflik. Nilai-nilai budaya seperti kolektivisme versus individualisme, pandangan terhadap kehormatan, dan konsep diri, semuanya berkontribusi pada gaya komunikasi dan negosiasi.
Ting Toomey's Face Negotiation Theory menguraikan bagaimana individu dari berbagai budaya menangani kehormatan, harga diri, dan hubungan interpersonal saat berkomunikasi.
Penerapannya dalam lingkungan kampus IAIN Palopo bisa berarti bahwa dalam komunikasi sehari-hari antara mahasiswa, dosen, dan staf, terdapat upaya untuk menjaga 'wajah' atau harga diri, baik secara individual maupun kolektif.
Dalam kampus IAIN Palopo atau lingkungan pendidikan mana pun, teori ini bisa membantu dalam memahami bagaimana mahasiswa, dosen, dan staf dari berbagai latar belakang budaya menjalani komunikasi mereka.
Hal ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara ekspresi diri dan menghormati norma-norma budaya dalam interaksi sehari-hari di lingkungan kampus.
Dalam konteks ini, mahasiswa, dosen dan staf di IAIN Palopo mestinya menggunakan teori ini untuk memahami keterbukaan budaya, bagaimana menghargai perbedaan dalam tata cara berkomunikasi antara individu dari latar belakang budaya yang berbeda. Misalnya, memahami bagaimana menyampaikan kritik atau umpan balik secara sopan sesuai dengan norma budaya masing-masing.
Tak hanya itu, kebiasaan menjaga kehormatan dan harga diri juga sangat penting untuk dipraktikkan. Salah satunya dengan cara menghindari konflik atau confrontasi yang dapat merusak harga diri atau citra diri baik secara individu maupun kelompok. Hal ini biasanya melibatkan strategi komunikasi yang lebih santun atau penggunaan bahasa yang lebih halus dalam menyampaikan pendapat atau kritik.
Misalnya saja bagaimana mengelola konflik interpersonal. Kita mesti memahami bagaimana budaya mempengaruhi cara individu menanggapi konflik, dan mencari solusi yang dapat mempertahankan hubungan antarindividu atau kelompok tanpa merusak 'wajah' atau harga diri.
Implementasi Teori Negosiasi Wajah di kampus bisa mencakup penggunaan metode komunikasi yang menghormati nilai-nilai budaya, menciptakan lingkungan yang inklusif, dan memfasilitasi dialog yang menghargai perbedaan. Ini akan sangat membantu dalam membangun pemahaman yang lebih baik antara individu dari latar belakang budaya yang beragam.
Reski Azis, S.Sos.I.,M.Pd.I.
Apa Reaksi Anda?