Catatan Sejarah Persma Graffity, Dari Ancaman Hingga Plesiran

Catatan Sejarah Persma Graffity, Dari Ancaman Hingga Plesiran
Catatan Sejarah Persma Graffity, Dari Ancaman Hingga Plesiran

Oleh : Reski Azis SSosI MPdI (Pendiri dan Pembina LPM Graffity IAIN Palopo)

Opini | hijaupopuler.id - Starting point Lembaga Pers Mahasiswa Graffity Institut Agama Islam Negeri Palopo dimulai dari Majalah Dinding (Mading) kampus STAIN Palopo, yang dikelola oleh Bidang Kemuslimahan BEM STAIN Palopo, sekira pertengahan 2004.

Pada awal 2005, atau sekira 19 tahun yang lalu, beberapa orang mahasiswa kemudian mengembangkannya menjadi buletin fotocopian yang disebar terbatas di internal kampus. Sepanjang tahun itu mulai terbit cetak secara berkala berupa tabloid, harian selama Porspek, hingga koran.

Puncaknya pada tahun 2006, kala itu melalui sidang Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) STAIN Palopo, Graffity disahkan menjadi UKK di lingkup Lembaga Mahasiswa (Lema). Beberapa sosok sentral dalam fase ini seperti senior kami Jumrana S Toni dan Imam Pribadi. Lalu ada sahabat kami Nurbanne Alla, Ramlah, Nurhayati Usman, dan beberapa lagi lainnya.

Organisasi Pers Mahasiswa (Persma) ini punya tempat tersendiri di hati penulis. Cukup banyak kenangan dan pengalaman yang dilalui selama proses awal pendirian hingga menyaksikannya terus berkembangan. Salah satu yang tak terlupakan ketika kami melaporkan hasil investigasi berupa berita dugaan penyalahgunaan anggaran kampus dan kebijakan pimpinan kampus yang dinilai kurang sejalan dengan semangat kampus Islami.

Saya mendapat ancaman akan dilaporkan ke penegak hukum terkait sebuah laporan yang dimuat di media kami tersebut kala itu oleh oknum salah seorang pejabat kampus. Tapi itu sekadar ancaman, yang sebenarnya bisa juga dimaknai sebagai bentuk perhatian seorang dosen kepada mahasiswanya. Peristiwa itu minimal memberi pelajaran untuk lebih selektif dalam mengangkat isu yang terjadi.

Selain ancaman, lembaga ini juga tercatat sebagai organisasi yang ‘memfasilitasi’ saya untuk pertama kalinya plesiran merasakan naik pesawat terbang. Di masa aktif-aktifnya sebagai Pimpinan Umum pertama LPM Graffity kami diutus bersama dua orang teman lainnya ke Bandung, Jabar, mengikuti kegiatan nasional Konferensi Persma.

Di kekinian kami menyaksikan organisasi yang namanya mengambil inspirasi dari kebiasaan pemuda di Jerman Barat kala itu yang mencurahkan ide dan kritiknya melalui coretan-coretan di dinding tembok Berlin, terus berkembang seperti sekarang ini. Kami menilai LPM Graffity memiliki peran strategis dari dulu hingga sekarang dalam mengembangkan potensi, bakat dan minat anggotanya dalam dunia kepenulisan.

Tidak sedikit kader organisasi intra kampus IAIN Palopo ini sekarang menjadi wartawan profesional atau beraktivitas di dunia yang erat kaitannya dengan jurnalisme dan pemberitaan. Ini menunjukkan bahwa ia mampu menjadi sarana kaderisasi mahasiwa kampus hijau dalam menumbuhkembangkan sumber daya dan keterampilannya.

Harapan kami saat sekarang ini selaku pendiri dan pembina lembaga ini semoga ke depan LPM Graffity IAIN Palopo makin eksis dan mampu berkontribusi terutama terhadap peningkatan citra positif smart & green campus di masa mendatang. Organisasi ini harus mampu menjadi sarana penyaluran ide dan kritik mahasiswa IAIN Palopo, tanpa melupakan tanggungjawab morilnya dalam mengambil peran ikut mensosialisasikan agenda dan program kampus hijau IAIN Palopo.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow