Ekonomi Palopo Tanpa Akar, Paradoks Pembangunan di Atas Langit

Ekonomi Palopo Tanpa Akar, Paradoks Pembangunan di Atas Langit

Tanpa basis ekonomi riil yang tangguh—pertanian, industri dan UMKM sebagai fondasi sosial-produktif—maka kota ini terbang tanpa sayap. Nampak aktivitas nelayan di Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota Palopo.

Opini | hijaupopuler.id

Palopo hari ini ibarat bangunan megah yang berdiri tanpa pondasi kokoh—menjulang oleh kekuatan sektor jasa, namun rentan ambruk karena kerapuhan sektor produksi.

Data LQ yang tinggi pada pengelolaan air, jasa keuangan dan perdagangan memberi kesan kekuatan; tapi sesungguhnya inilah ilusi pertumbuhan yang menggoda, namun berbahaya.

Tanpa basis ekonomi riil yang tangguh—pertanian, industri dan UMKM sebagai fondasi sosial-produktif—maka kota ini terbang tanpa sayap cadangan. Ia bisa jatuh kapan saja.

Pembangunan yang terlalu mengandalkan sektor tersier adalah pembangunan yang “tercerabut dari tanah”—tidak membumi, tidak berpijak pada kearifan lokal, dan rawan dikendalikan oleh arus globalisasi yang tak berpihak pada rakyat kecil.

Ini yang penulis sebut sebagai “ekonomi tanpa akar.” Keseimbangan struktur ekonomi harus dikembalikan; bukan sekadar melalui proyek-proyek infrastruktur fisik, tetapi lewat revitalisasi sektor kerakyatan, penguatan kelembagaan Kelurahan, koperasi, serta peran negara dalam melindungi ekonomi lemah.

Ingatlah, ekonomi bukan sekadar soal efisiensi, tetapi juga keadilan struktural dan keberlanjutan sosial. Kota yang hanya tumbuh dari jasa tanpa produksi adalah kota yang hidup dari konsumsi, bukan dari penciptaan nilai.

Maka jika Palopo ingin bertahan dan berdaulat, transformasi struktural adalah keniscayaan. Harus dibangun ulang; dari bawah ke atas, dari akar ke daun. Tanpa itu, pertumbuhan hanya akan menjadi ‘dermaga gemilang’ yang tidak pernah menjadi tempat berlabuh kesejahteraan rakyat.

“Pembangunan yang tidak membebaskan rakyat dari ketergantungan, hanyalah kelanjutan kolonialisme dengan wajah baru.”

Adzan Noor Bakri | Dosen, Korpus Abdimas LP2M UIN Palopo

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow