Hierarki Kebutuhan Manusia Menurut Maslow
Abraham Maslow, Hijaupopuler.id, Dian2023
Maslow yang memiliki nama lengkap Abraham Maslow dikenal sebagai seorang psikolog dari Amerika dan salah satu pelopor aliran psikologi humanistik. Teoretikus ini terkenal dengan teorinya tentang hierarki kebutuhan manusia.
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow merupakan salah satu teori psikologi yang berguna untuk memicu arah pada seorang individu dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Teori ini diperkenalkan pada tahun 1943 melalui “A Theory of Human Motivation” melalui acara Psychological Review.
Seperti yang sudah kami katakan diawal, bahwa secara garis besar Abraham Maslow berpendapat untuk memenuhi kebutuhan tingkat atas, seorang individu haruslah memenuhi kebutuhan tingkat bawahnya terlebih dahulu dan menggunakan keinginan tersebut sebagai hal untuk memotivasi mereka.
Konsep dari Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Konsep teori ini berawal dari pengamatan sebelumnya terhadap perilaku monyet yang dilakukan oleh Abraham Maslow. Dari pengamatan tersebut, Abraham Maslow mendapatkan sebuah kesimpulan berupa ada beberapa kebutuhan yang akan lebih diutamakan dicapai oleh seorang individu daripada kebutuhan lainnya.
Hal inilah yang dijadikan acuan Maslow dalam menyusun teori hierarki kebutuhannya. Tambahan dari kesimpulannya, bahwa kebutuhan tingkat selanjutnya dapat diraih apabila seorang individu berhasil memenuhi kebutuhan tingkat sebelumnya.
Maslow juga memiliki pendapat lain yaitu, bahwa dalam mencapai tingkatan kebutuhan selanjutnya, seseorang dapat menggunakan kuasa motivasi untuk mendorong mereka dalam mencapai tingkat kebutuhan di tingkat selanjutnya.
Ada dua jenis kuasa motivasi yang dapat digunakan oleh seorang individu dalam memenuhi kebutuhan mereka, yaitu menggunakan deficiency growth atau dapat diartikan sebagai motivasi kekurangan dan motivation growth atau dapat diartikan sebagai motivasi perkembangan.
Kedua jenis motivasi ini memiliki artinya tersendiri. Untuk motivasi kekurangan diartikan sebagai usaha yang dilakukan individu dalam proses pemenuhan kekurangan mereka. Lalu untuk motivasi perkembangan dapat diartikan sebagai motivasi yang secara alami muncul dari dalam diri individu tersebut dan berguna untuk membuat seorang individu menjadi lebih semangat dalam meraih keinginan dan tujuan mereka.
Pembagian Hierarki Kebutuhan Maslow
Maslow merupakan seorang humanis. Hal tersebut yang membuat ia mempercayai pernyataan bahwa setiap individu memiliki keinginan untuk menjadikan dirinya pada tingkat atas. Namun, untuk mencapai tingkatan tersebut ada tingkatan lain yang harus terpenuhi.
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow memuat mengenai tingkatan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Individu yang dimaksud pada teori ini adalah manusia.
Manusia adalah makhluk yang lemah dan tentunya akan terus berkembang untuk menemukan kelebihan mereka dalam upaya memenuhi kebutuhan mereka.
Dalam teori ini memuat lima tingkatan kebutuhan yang harus terpenuhi di masing-masing tingkatannya. Tingkatan kebutuhan tersebut diawali dengan kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisiologi manusia, kebutuhan rasa aman, kebutuhan merasakan kasih sayang, kebutuhan mendapatkan pencapaian, dan tingkat paling atas adalah kebutuhan mengaktualisasikan diri.
Hierarki kebutuhan ini dibentuk dalam bentuk segitiga dengan bagian dasarnya memiliki cakupan aspek yang lebih luas dibanding bagian kerucutnya.
Berikut ini penjelasan dan urutan dari Teori Hierarki Kebutuhan Maslow.
1. Kebutuhan Dasar atau Fisiologi
Kebutuhan tingkat dasar yang pertama ini memiliki hubungan dengan kebutuhan tubuh setiap individu baik kebutuhan biologis maupun fisik. Kebutuhan yang sangat mendasar ini haruslah terlebih dahulu terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup dan melangkah ke tingkat kebutuhan selanjutnya. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia akan oksigen, air, makanan, suhu tubuh yang normal, tidur, homeostasis, kebutuhan seksual, dan lain semacamnya.
Seorang individu tidak mungkin dapat memenuhi tingkat kebutuhan selanjutnya apabila mereka belum memenuhi kebutuhan fisiologi dasar ini. Perlu diingat apabila salah satu saja dari bagian kebutuhan fisiologi ini tidak dapat terpenuhi, maka secara otomatis akan mengganggu tercapainya pemenuhan kebutuhan di tingkat selanjutnya. Tentu hal ini akan berbeda dengan mereka yang ditakdirkan menjadi orang kaya, memakan makanan sudah bukanlah kebutuhan fisiologi mereka. Namun, mereka menganggap memakan makanan mahal adalah gaya hidup mereka.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan tingkat dasar yang kedua adalah kebutuhan untuk senantiasa merasa aman. Seorang individu dapat melangkah ke tingkat kebutuhan selanjutnya apabila sudah berhasil memenuhi kebutuhan pada tingkat pertama. Abraham Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan akan rasa aman ini meliputi rasa aman secara fisik maupun emosional. Perlu diketahui, kadar kebutuhan pada tingkat ini lebih banyak untuk usia rentang anak-anak. Hal itu dikarenakan anak-anak masih memiliki tingkat kewaspadaan yang masih rendah, sehingga pendampingan orang yang lebih tua sangat diperlukan.
Untuk kebutuhan akan rasa aman dapat dicontohkan dengan contoh seperti kebutuhan akan rasa aman dari bahaya yang akan mengancam, kebutuhan perlindungan dari tindak kriminalitas, kebutuhan rasa aman dari ancaman penyakit, kebutuhan rasa aman dari bahaya bencana alam, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial (Rasa Cinta, Kasih Sayang, serta Hak Kepemilikan)
Kebutuhan tingkat ketiga adalah kebutuhan mengenai aspek sosial yang ada di masyarakat, seperti kebutuhan untuk merasakan cinta, kasih sayang, dan memiliki hak kepemilikan terhadap suatu hal. Dalam tingkat ini, Abraham Maslow memberikan pendapatnya mengenai alasan mengapa seorang individu mencari cinta. Abraham Maslow menjelaskan latar belakang dari aspek tersebut karena didasari oleh kesepian, kesendirian, depresi, stress, serta kecemasan berlebihan. Rasa Cinta pada yang dimiliki oleh seorang individu sendiri memiliki dua jenis, yaitu D-Love atau Deficiency dan B-Love atau Being.
Seseorang yang merasakan cinta dikarenakan kekurangan, maka akan termasuk kedalam jenis D-Love. D-Love sendiri sering digambarkan sebagai rasa cinta yang menjadikan diri sendiri sebagai titik fokusnya. Sedangkan untuk B-Love merupakan bentuk penilaian seorang individu tanpa adanya niat untuk memanfaatkan orang yang dicintai. Cinta itu berwujud seperti cinta yang tidak ada keinginan untuk memiliki, hanya mendukung orang tersebut untuk menjadi lebih baik, dan cinta yang dapat memberikan dampak positif untuk kedua belah pihak, biasanya dapat dicontohkan ketika seorang individu menjalin hubungan pertemanan dengan individu atau kelompok lainnya.
Selain itu, kebutuhan pada tingkat ketiga ini juga meliputi kebutuhan untuk dapat menjalin pertemanan dengan individu lain, membentuk keluarga, bersosialisasi dengan suatu kelompok, beradaptasi dengan lingkungan sekitar, serta berada dalam lingkungan masyarakat. Seperti kebutuhan-kebutuhan sebelumnya, kebutuhan tingkat ketiga ini dapat diraih apabila seorang individu berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka pada tingkat sebelumnya.
4. Kebutuhan Mendapatkan Penghargaan
Kebutuhan tingkat selanjutnya, yaitu tingkat keempat adalah kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Penghargaan yang dimaksud dalam tingkat kebutuhan ini tidaklah selalu penghargaan berupa piala atau hadiah. Maksud dari kata penghargaan disini adalah harga diri. Setiap individu berhak mendapatkan harga diri mereka. Harga diri dapat berasal dari diri sendiri maupun orang lain. Ketika kebutuhan pada tingkat ini dapat terpenuhi, maka secara otomatis akan memunculkan kebutuhan untuk merasakan penghormatan, rasa menjadi kepercayaan orang lain, dan menstabilkan diri sendiri.
Dari hal ini, dapat kita simpulkan kebutuhan ini adalah tentang pangkat, gelar, serta profesi. Setelah seorang individu berhasil memenuhinya maka secara otomatis rasa percaya diri individu tersebut akan melejit dengan pesat. Tingkat percaya diri yang tinggi tentu akan mempengaruhi peran sosial dari individu tersebut.
Sebaliknya jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, akan membawa dampak yang serius seperti rasa depresi, kecemasan, stress, tiadanya rasa percaya diri, minder, merasa tidak berguna, dan lain sebagainya.
Penulis: Muh. Ishak, S.Sos
Editor: Dian
Apa Reaksi Anda?