Ketua Besar Muh Tonang Tutup Usia, Ansor Sulsel Kehilangan Tokoh Besar
Ketua Besar Muhammad Tonang Tutup Usia. Jakarta, Kamis (19/12/24).
Makassar | Hijaupopuler.id
Sulawesi Selatan dirundung duka mendalam. Ketua Besar Muhammad Tonang tutup usia. Almarhum menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta, Kamis (19/12/2024).
Kepergian Muh. Tonang yang saat ini menjabat Kakanwil Kemenag Sulawesi Selatan ini, bukan hanya meninggalkan ruang kosong dalam jajaran pemerintahan, tetapi juga menciptakan gelombang kehilangan bagi banyak pihak, terutama di kalangan organisasi Ansor Sulsel.
Seorang Pemimpin yang Dekat dengan Semua Kalangan
Ketua Besar Tonang dikenal sebagai sosok yang ramah, tegas, dan penuh dedikasi dalam menjalankan tugasnya.
Selama masa kepemimpinannya, beliau tidak hanya membangun sinergi antarumat beragama, tetapi juga menguatkan pondasi nilai-nilai keagamaan di Sulawesi Selatan.
Dalam setiap langkahnya, Tonang selalu menekankan pentingnya menjaga harmoni, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun antarorganisasi.
"Beliau adalah sosok pemersatu yang langka," ungkap Ketua PW GP Ansor Sulsel, Rusdi.
Ansor Sulsel: "Kami Kehilangan Orang Tua Kami"
Kehilangan ini terasa mendalam bagi Ansor Sulawesi Selatan. Organisasi kepemudaan yang selama ini dekat dengan almarhum merasa kehilangan seorang pembimbing dan inspirator.
Ketua Ansor Sulsel, Rusdi menyampaikan bahwa almarhum sering memberikan arahan kepada pemuda untuk terus menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa dan agama.
“Beliau tidak hanya seorang pemimpin, tetapi juga bapak bagi kami. Kehilangan ini seperti kehilangan bagian dari diri kami sendiri,” ujarnya kepada Hijaupopuler.id.
"Bagi kader Ansor, Beliau adalah sosok panutan, memberi inspirasi, menjadi teladan bagi kader GP Ansor sulsel, beliau lebih banyak bekerja daripada komentar. Ia menjadi sosok teladan bagi kami semua kader-kader GP Ansor dan PMII di sulsel," lanjutnya.
Rusdi juga mengungkapkan peran Almarhum dalam hidupnya, kadang sebagai orang tua, sebagai kakak dan sebagai sahabat.
"Sebagai orang tua terkadang memperlakukan saya sebagai anaknya, berperan sebagai kakak karena memperlakukan saya seperti sebagai adik kandungnya, dan juga memperlakukan saya kadang seperti sahabatnya. Ia banyak mengajak saya diskusi, meminta pendapat atas berbagai hal yang membutuhkan diskusi," ungkap Rusdi.
Rusdi juga berpesan kepada semua pihak, agar memaafkan segala kesalahan Almarhum, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Begitupun dengan utang piutang, agar disampaikan.
Warisan Kebaikan yang Akan Selalu Dikenang
Semasa hidup, almarhum telah menorehkan banyak jejak kebaikan. Salah satu program besar yang berhasil dijalankannya adalah memperkuat koordinasi antara Kementerian Agama dengan masyarakat untuk mengatasi isu-isu keagamaan yang kompleks.
Di bawah kepemimpinannya, Sulawesi Selatan menjadi contoh toleransi yang nyata di Indonesia, hal itu terimplementasi lewat salah satu program kampung moderasi Sulawesi Selatan.
Tonang dikenal gigih mendukung setiap langkah yang memperkuat moderasi beragama, termasuk memberikan ruang dialog lintas agama yang inklusif.
Duka yang Mengingatkan untuk Terus Melanjutkan Perjuangan
Salah satu pengurus PW GP Ansor Sulsel, Reski Azis juga menyampaikan bahwa kepergian Ketua Besar Tonang mengajarkan seluruh kader Ansor, bahwa setiap perjuangan harus terus dilanjutkan.
“Kami tidak ingin semangat beliau berhenti di sini. Warisannya adalah tanggung jawab kita semua untuk meneruskannya,” ucap Reski.
Sulawesi Selatan kehilangan seorang tokoh besar, namun jejak perjuangan dan semangat beliau akan terus hidup di hati masyarakat.
"Selamat jalan, Ketua, Jasa dan baktimu akan selalu dikenang," tutupnya.
Apa Reaksi Anda?