ICSEST 2025 di Istanbul, Dosen PBI FTIK UIN Palopo Ini Paparkan Bahasa Padoe
Dalam presentasinya, Rusdiansyah menyoroti, keberadaan bahasa daerah semakin terdesak oleh arus modernisasi dan dominasi Bahasa Indonesia. Foto : Humas UIN Palopo.
Turki | hijaupopuler.id
Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo, Rusdiansyah SPd MHum memaparkan hasil penelitiannya tentang bahasa daerah pada forum akademik, International Conference on Studies in Engineering, Science, and Technology (ICSEST) yang berlangsung di Istanbul, Turki, sejak Kamis (6/11/2025) lalu hingga hari ini.
Rusdiansyah menjadi salah satu pemakalah asal Indonesia yang berkesempatan mempresentasikan risetnya di hadapan para akademisi dunia yang dihadiri peserta dari berbagai negara, seperti dari Aljazair, Rumania, Vietnam, Yunani, Afrika Selatan, Norwegia, Serbia, Malaysia, Albania, Ukraina, Oman, Kazakhstan, Inggris, Turki, Amerika Serikat, Jepang, Arab Saudi, Mesir, hingga Portugal.
Kehadiran dosen UIN Palopo dalam forum internasional ini dinilai menjadi bukti kiprah akademisi Indonesia, khususnya dari kawasan timur, dalam menyuarakan isu-isu kebahasaan dan kebudayaan lokal ke tingkat global. Melalui partisipasinya, UIN Palopo turut memperkuat kontribusi Indonesia dalam pengembangan kajian linguistik dunia.
Penelitian yang dipaparkannya berjudul “The Impact of Language Policy on the Use of Padoe Language at South Sulawesi, Indonesia.” Kajian ini membahas bagaimana kebijakan bahasa, baik di tingkat keluarga, sekolah, maupun pemerintah daerah, memengaruhi pola penggunaan Bahasa Padoe, salah satu bahasa etnik di Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam presentasinya, Rusdiansyah menyoroti, keberadaan bahasa daerah semakin terdesak oleh arus modernisasi dan dominasi Bahasa Indonesia. Ia menegaskan pentingnya kebijakan berbahasa yang berpihak pada pelestarian bahasa lokal agar nilai-nilai budaya dan identitas kedaerahan tetap terjaga.
Alumni Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) pada Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Palopo tersebut mengaku pengalaman mengikuti ICSEST 2025 memberikan banyak manfaat, terutama dalam memperluas jejaring akademik lintas negara dan memperkaya perspektif terhadap kebijakan bahasa di berbagai belahan dunia.
“Saya bangga dapat memperkenalkan penelitian tentang Bahasa Padoe di panggung internasional. Semoga pengalaman ini membuka peluang kolaborasi riset lintas negara sekaligus mendorong kesadaran pentingnya pelestarian bahasa daerah di Indonesia,” ujar Rusdiansyah.
Apa Reaksi Anda?
