Target Kesejahtraan Guru, Kemenag Siapkan 7,25 Triliun Anggaran GTK Madrasah 2025
Simposium Nasional dan Rembuk Guru 2024 di Jakarta.
Pendidikan | Hijaupopuler.id
Peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru merupakan salah satu faktor penting dalam upaya memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia, terutama di madrasah.
Sebagai aset sumber daya manusia yang berharga, guru madrasah perlu mendapat perhatian khusus agar mereka bisa berkontribusi lebih optimal dalam meningkatkan kualitas peserta didik.
Untuk mewujudkan hal ini, Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah (GTK) di bawah Ditjen Pendidikan Islam telah menyediakan dana sebesar 7,25 triliun, sebagian besar dialokasikan untuk memberikan berbagai tunjangan guna meningkatkan kesejahteraan guru.
Dirjen Pendidikan Islam Abu Rokhmad menekankan bahwa kesejahteraan adalah faktor penting yang mendorong guru menjadi lebih kreatif dan inovatif. Namun, ia juga mengingatkan agar asosiasi guru madrasah tetap bersikap realistis dan menjaga akhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai Islam yang diajarkan di madrasah.
"Sekiranya harapan kesejahteraan masih belum maksimal karena banyaknya faktor yang tidak mendukung, kami minta guru madrasah tetap mengembangkan diri dengan baik dan fokus menjalankan tugas-tugas profetik. Apalagi tugas dan fungsi guru itu di bawah nabi," jelasnya saat membuka Simposium Nasional dan Rembuk Guru 2024.
Kegiatan dengan tema "Mewujudkan Guru Bermutu dan Sejahtera Menuju Indonesia Emas 2045" ini digelar di Jakarta, Selasa (25/9/2024).
"Bagi guru madrasah yang memiliki keahlian lain seperti khatib, penceramah, MC, qari dan lainnya, agar tetap dijalani tanpa meninggalkan tugas pokok sebagai guru. Hal ini penting selain untuk berkhidmah kepada masyarakat, juga mendapatkan tambahan kesejahteraan," sambung Abu Rokhmad.
Simposium Nasional dan Rembuk Guru 2024 digelar dengan tujuan memberikan pengetahuan serta pengembangan profesional bagi para guru, serta menyediakan berbagai sumber daya guna meningkatkan kualitas pengajaran dan kesejahteraan mereka.
Simposium ini juga menjadi media curah pendapat dan berbagi pengalaman untuk mengembangkan ide-ide inovatif yang diharapkan mampu memperkuat kolaborasi dan sinergi antar kelompok guru madrasah.
"Pertemuan ini sangat penting untuk samakan persepsi karena guru madrasah merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan mutu dan kesejahteraan. Bapak/ibu semua bisa bertukar pikiran memberikan masukan kepada semua pihak. Sebagai penegasan di forum ini bahwa setiap hari kami memikirkan dan memecahkan berbagai persoalan guru madrasah agar mutu dan kesejahteraan terus meningkat," ungkapnya.
Hal senada disampaikan Direktur GTK Madrasah, Thobib Al Asyhar. Menurutnya, pemerintah, melalui Kementerian Agama, terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru madrasah.
Hal ini tercermin dalam alokasi anggaran 2025 yang disediakan untuk Direktorat GTK Madrasah. Dari total anggaran sebesar Rp7,25 triliun, sebagian besar dialokasikan untuk kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan, seperti Tunjangan Profesi Guru (TPG), Tunjangan Insentif, Tunjangan Khusus, dan BPJS Ketenagakerjaan.
“Kami sepenuhnya bekerja untuk kesejahteraan dan peningkatan kompetensi guru. Dari total anggaran yang dimiliki, kurang dari 2 persen untuk manajemen dan peningkatan kompetensi guru. Selebihnya untuk kesejahteraan guru madrasah,” tegas Thobib.
Selain itu, tambah Thobib, pihaknya sedang melakukan kajian tentang upaya bagaimana antrian panjang PPG guru madrasah dapat diakselerasi.
"Masalah panjangnya daftar antrian PPG bagi guru madrasah menjadi tugas yang berat. Kami sedang melakukan telaah agar ada terobosan untuk mengurai masalah ini lebih cepat," tutupnya.
Simposium Nasional dan Rembuk Guru 2024 diselenggarakan dua hari, 24 - 25 September 2024 di Jakarta. Hadir, perwakilan dari berbagai organisasi guru, antara lain: Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Kelompok Kerja Pengawas Madrasah Naasional (Pokjawasnas), Perkumpulan Guru Inpassing Nasional (PGSI), Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI), Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGM Indonesia), Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU), Asosiasi Guru Madrasah Indonesia (AGMI), Forum Guru Sertifikasi Non Inpassing (FGSNI), Forum Pendidik Madrash Inklusif (FPMI), Perkumpulan Guru Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Forum Penyuluh Antikorupsi GTK Madrasah (FPAKSI GTKM), Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Berbagi (GTKM Berbagi), dan Persatuan Guru Nahdlatul Wathan (PGNW).
#Kemenag
Apa Reaksi Anda?