Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas dalam Keseharian

Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas dalam Keseharian

Isi pokok surah Al-Ikhlas adalah tentang penegasan terhadap keesaan Allah SWT. Surat Al-Ikhlas juga mengajarkan kita untuk menolak segala bentuk penyekutuan terhadap Allah SWT. (Gambar: Ilustrasi QS.Al-Ikhlas, Hijaupopuler.id)

Hijaupopuler.id - Dalam Islam, kita meyakini takdir baik dan takdir buruk, namun meskipun takdir kita sudah ditentukan Allah SWT, tentunya kita tetap harus berusaha agar selalu diperhadapkan dengan sesuatu yang baik-baik, dan terhindar dari sesuatu yang membuat kita celaka.

Hal dapat dilakukan adalah selalu meminta pertolongan Allah SWT dengan berdoa, termasuk membaca surat Al-Ikhlas. Juga jangan lupa untuk tetap waspada dan ekstra hati-hati saat beraktifitas sehari-har.

Kebanyakan dalam keseharian, kita kerap lalai untuk menyebut asma Allah atau kalimat-kalimat suci yang sebenarnya mengandung keutamaan luar biasa.

Bahkan salah seorang sahabat Rasulullah SAW melazimkan sebuah bacaan ringan ketika berdiam, berjalan kaki, maupun kala berkendara.

Riwayat Ibnu Sinni dan Al-Baihaqi menceritakan bagaimana Rasulullah SAW ketika berperang di Tabuk diminta pulang kampung ke Madinah demi menshalatkan jenazah salah seorang sahabatnya, Muawiyah.

Riwayat ini dikutip oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar pada bab dzikir ketika di jalan sebagai berikut ini:

وروينا في كتاب ابن السني و "دلائل النبوة" للبيهقي عن أبي أمامة الباهلي رضي الله عنه قال: "أتى رسول الله (صلى الله عليه وسلم) جبريل (صلى الله عليه وسلم) وهو بتبوك فقال: يا محمد اشهد جنازة معاوية بن معاوية المزني، فخرج رسول الله (صلى الله عليه وسلم)، ونزل جبريل (عليه السلام) في سبعين ألفا من الملائكة، فوضع جناحه الأيمن على الجبال فتواضعت، ووضع جناحه الأيسر على الأرضين فتواضعت، حتى نظر إلى مكة والمدينة، فصلى عليه رسول الله (صلى الله عليه وسلم) وجبريل والملائكة (عليهم السلام)، فلما فرغ قال: يا جبريل بم بلغ معاوية هذه المنزلة؟ قال: بقراءته: قل هو الله أحد، قائما وراكبا وماشيا"

Artinya: Diriwayatkan kepada kami dalam kitab Ibnu Sinni dan kitab Dala’ilun Nubuwwah karya Al-Baihaqi dari Abu Umamah al-Bahili, ia bercerita bahwa Jibril AS mendatangi Rasulullah SAW ketika beliau di Tabuk. “Wahai Muhammad, saksikanlah shalat jenazah Muawiyah bin Muawiyah al-Muzani (di Madinah),” kata Jibril. Rasulullah SAW keluar (dari Tabuk). Sementara Jibril AS turun bersama 70.000 malaikat. Jibril AS menurunkan sayap kanan di atas bukit hingga merendah. Ia juga meletakkan sayap kirinya di atas tanah sampai merendah hingga ia dapat melihat Kota Makkah dan Madinah. Rasulullah SAW bersama Jibril AS dan ribuan malaikat kemudian menshalatkan jenazah Muawiyah. Setelah selesai, Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Jibril, dengan amalan apa Muawiyah mendapatkan derajat begitu tinggi ini?” “Muawiyah lazim membaca aurat Al-Ikhlas saat berdiri, berkendaraan, dan berjalan kaki,” jawab Jibril. (Lihat: Al-Imam An-Nawawi, Al-Adzkar pada Hamisy Al-Futuhatur Rabbaniyyah, [Beirut: Daru Ihyait Al-Arabi, tanpa catatan tahun], juz VI, halaman 176).

Muhammad bin Alan As-Shiddiqi dalam syarah Al-Adzkar yakni Al-Futuhatur Rabbaniyyah menerangkan bahwa di belakang Jibril AS terdapat dua shaf malaikat ketika mereka menshalatkan jenazah sahabat Muawiyah bin Muawiyah. (Lihat: Muhammad bin Alan As-Shiddiqi, Al-Futuhatur Rabbaniyyah, [Beirut: Daru Ihyait Al-Arabi, tanpa catatan tahun], juz VI, halaman 177).

Untuk lebih lengkapnya, kami kutipkan di sini surat Al-Ikhlas berikut transliterasi dan terjemahannya.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)

Artinya: Katakanlah: Dialah Allah yang esa. Dia tempat bergantung. Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Tiada satu pun yang menyamai-Nya.

Walhasil, dzikir apa pun termasuk surat Al-Ikhlas adalah kalimat yang seharusnya dilazimkan sesering mungkin dalam keseharian kita. Wallahu a‘lam.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow