Serial Jumat (Edisi 11) : Tauhid di Zaman Digital

Serial Jumat (Edisi 11) : Tauhid di Zaman Digital
Serial Jumat (Edisi 11) : Tauhid di Zaman Digital

Tauhid itu membuat kita berhati-hati di dunia maya, karena kita sadar bahwa malaikat tidak pernah offline. Ilustrasi/foto : tamiang-news.com dan penulis.

Islami | hijaupopuler.id

Tetap Terkoneksi dengan Allah di Tengah Dunia yang Sibuk

Kita hidup di zaman yang luar biasa cepat. Setiap detik ada notifikasi. Setiap scroll ada distraksi. Setiap hari ada konten baru yang menggoda perhatian.

Pertanyaannya, masihkah kita terkoneksi dengan Allah swt di tengah semua itu?

Tauhid di zaman sekarang bukan sekadar tentang akidah di buku pelajaran. Tapi tentang bagaimana kita menjaga hati tetap tersambung dengan Allah swt di era kebisingan digital.

Gadget Selalu di-Charge, Tapi Iman?

Kita tidak pernah lupa mengecas HP. Tapi berapa kali sehari kita mengecas hati dengan mengingat Allah swt?

Tauhid mengingatkan kita bahwa; Fokus hidup bukan hanya layar, tapi akhirat. Yang menentukan nilai kita bukan jumlah followers, tapi amalan kita. Yang paling kita butuhkan bukan sinyal Internet, tapi sinyal spiritual yang kuat yang senantiasa terhubung dengan Allah swt.

Jangan Sampai Tauhidmu Melemah karena Algoritma

Media sosial hari ini bisa jadi ladang pahala, tapi juga bisa jadi jebakan. Karena di sana, kita; mudah membandingkan hidup dengan orang lain, gampang iri, terdorong untuk pamer, atau mengukur keberhasilan dari angka-angka semu.

Orang yang bertauhid akan tetap sadar bahwa, "Nilai dirimu bukan pada penilaian netizen, tapi pada pandangan Allah swt."

Tauhid dan Etika Digital

Tauhid yang benar akan membentuk karakter—termasuk saat kita lagi online.

Contoh nyata tauhid dalam dunia digital; Tidak menyebar hoaks, karena tahu Allah swt melihat. Tidak berkomentar kasar, karena sadar setiap kata dipertanggungjawabkan. Tidak asal share, karena takut dosa jariyah. Tidak pamer amal, karena cukup Allah swt yang tahu.

Tauhid itu membuat kita berhati-hati di dunia maya, karena kita sadar bahwa malaikat tidak pernah offline.

Waktu Kita Dicuri atau Diisi?

Tauhid membuat kita bijak dalam mengelola waktu. Bukan berarti harus lepas dari dunia digital, tapi harus tahu kapan berhenti dan kembali ke Allah swt.

Coba tanya, berapa kali kita membuka medsos dalam sehari? Lalu, berapa kali kita membuka Alquran atau sekadar duduk mengingat Allah swt?

Hati yang terus disibukkan oleh dunia akan lelah. Tapi, “hati yang selalu ingat Allah akan tenang.” (Lihat QS. Ar-Ra’d: 28)

Detoks Digital, Rehat Rohani

Tauhid juga mengajarkan kita untuk mengatur jeda. Rehat dari notifikasi, diam sejenak untuk menyendiri dengan Allah swt.

Beberapa cara sederhana menguatkan tauhid di era digital; Pasang wallpaper zikir atau ayat Alquran. Jadwalkan waktu off screen untuk tilawah atau tadabbur. Ikuti akun-akun yang menguatkan iman, bukan hanya hiburan.

Karena kadang, kita tidak perlu sinyal baru, tapi perlu menguatkan sinyal ke “langit.”

Refleksi

Tauhid di era digital bukan soal menjauhi teknologi, tapi soal tidak menjauh dari Allah swt.

Jadilah pengguna yang sadar bahwa tangan yang menggenggam HP ini, suatu saat akan bersaksi di hadapan Allah swt. Maka gunakan ia dengan niat yang benar, dan arahkan hidup kita tetap pada kompas utama yakni Lā ilāha illallāh.


Dr H Rukman AR Said Lc MThI | Dosen, Ketua LP2M UIN Palopo


Untuk membaca kembali edisi sebelumnya (ke-10) dari Serial Jumat ini, silahkan klik tautan berikut.

https://hijaupopuler.id/serial-jumat-edisi-10-tauhid-dan-kemandirian-jiwa

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow