Serial Jumat (Edisi 15) : Tauhid Sebagai Jalan Hidup
Hidup bertauhid bukan berarti tanpa masalah, tapi kita tahu siapa yang bersama kita di setiap masalah. Ilustrasi/foto : pxhere.com dan penulis.
Islami | hijaupopuler.id
Tauhid bukan hanya ilmu di kepala, tapi cahaya yang menuntun langkah.
Tauhid tidak berhenti di lembaran buku. Ia bukan sekadar pelajaran di ruang kelas atau isi khutbah di hari Jumat. Tauhid adalah jalan hidup. Ia membentuk cara kita berpikir, bersikap, bekerja, mencinta, bahkan bermimpi.
Orang yang benar-benar mentauhidkan Allah swt akan terlihat dari cara hidupnya sehari-hari—dari keteguhan dalam prinsip, dari ketenangan saat menghadapi badai, dari ketulusan dalam berbuat, dan dari arah hidup yang selalu menuju kepada-Nya.
Tauhid Membangun Karakter
Keyakinan kepada Allah Yang Maha Esa menciptakan pribadi yang kuat dan mandiri. Ia tidak mudah dikendalikan oleh manusia, karena hatinya hanya bergantung kepada Allah swt. Ia tidak sibuk mencari pengakuan dari manusia, karena ia sudah cukup puas mendapat ridha Tuhannya.
Tauhid menjadikan seseorang; berani berkata benar, karena ia yakin rezeki dan hidupnya diatur oleh Allah swt. Jujur dalam bekerja, karena ia sadar bahwa Allah juga selalu mengawasi. Dan tulus dalam memberi, karena ia berharap pahala dari-Nya, bukan pujian sesama.
Tauhid Menata Prioritas
Dengan tauhid, kita tahu mana yang utama, mana yang sekunder, dan mana yang sekadar pelengkap atau aksesoris. Kita tidak tersesat dalam rutinitas dunia. Kita tetap bekerja, bercita-cita, bersosial, dan menikmati hidup, tapi semuanya dilakukan dalam kerangka menyembah Allah swt.
Tauhid menjadikan shalat kita bukan sekadar kewajiban, tapi kebutuhan. Mencari nafkah bukan sekadar soal uang, tapi ibadah. Menjaga keluarga bukan sekadar tanggung jawab, tapi jalan menuju surga.
Tauhid Menenteramkan Hidup
Banyak orang cemas karena terlalu banyak berharap pada dunia dan manusia. Tapi orang yang hidup dengan tauhid yakin bahwa jika Allah swt bersamaku, apa yang perlu kutakuti?
“Bukankah Allah cukup bagi hamba-Nya?” (QS. Az-Zumar: 36)
Tauhid menciptakan stabilitas jiwa. Ia tidak mudah panik saat gagal, tidak arogan saat sukses, dan tidak galau saat kehilangan. Karena semua berasal dari Allah swt, dan akan kembali kepada-Nya.
Hidup Bertauhid Adalah Hidup Bertujuan
Hidup bukan sekadar mengalir. Orang yang bertauhid tahu bahwa hidup ini punya arah, yakni menuju ridha dan perjumpaan dengan Allah. Itulah orientasi utamanya.
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An'ām: 162)
Tauhid membuat kita tidak asal hidup. Ia memberi arah dalam setiap keputusan; apakah ini mendekatkan atau menjauhkan dari Allah swt?
Refleksi
Tauhid adalah kompas yang menunjukkan arah saat dunia membingungkan.
Semakin kuat tauhid, semakin sederhana hidup; cukup Allah swt sebagai tujuan dan sandaran.
Hidup bertauhid bukan berarti tanpa masalah, tapi kita tahu siapa yang bersama kita di setiap masalah.
Dr H Rukman AR Said Lc MThI | Ketua LP2M UIN Palopo dan Sekretaris Umum MUI Kota Palopo
Untuk membaca kembali edisi sebelumnya (ke-14) dari Serial Jumat ini, silahkan klik tautan berikut:
https://hijaupopuler.id/serial-jumat-edisi-14-tauhid-dan-cinta-sejati
Apa Reaksi Anda?
