Marmer Tulungagung dan Candaan Gusmen
Hijaupopuler.id - Dua hari lalu, tepatnya Kamis tanggal 14 September 2023 adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Tulungagung. Kunjungan ke tempat ini dalam rangka penugasan dari Rektor IAIN Palopo untuk mengikuti Workshop Penguatan Sindikasi Media.
Hal pertama yang terlintas di kepala saya tentang daerah ini, apakah penulisan nama daerah ini nyambung 'Tulungagung' atau dipisah 'Tulung Agung.' Hingga pagi ini saya belum menemukan jawabannya. Ini penting bagi saya sebagai tipikal perfeksionis, walaupun tidak ada upaya untuk cari tahu kebenarannya.
Dua malam, tiga hari, saya dan teman-teman peserta lainnya nginap di Lojikka Hotel. Rektor UIN SATU Tulungagung mengomentari tempat ini dengan ungkapan di sambutan pembukaannya bahwa logika belum tentu berfilsafat, tapi dalam filsafat kita membutuhkan logika.
Sama seperti kegiatan serupa, selalu ada hal yang menarik untuk dibagi. Satu diantaranya, punya kenalan baru namanya Ival dan kawannya aku lupa namanya, yang setiap sesi break selalu rokoan di pojokan hotel, di tangga exit atau di smoking room. Nah cerita menariknya di situ. Kami akan dengan sangat bebas mengomentari apa saja yang terlintas di pikiran masing-masing.
Kami bahas soal rokok ilegal lah, tempat wisata dan hiburan di Tulungagung, juga soal marmer Tulungagung yang terkenal itu, hingga kulinerannya semua kami bahas.
Kami bahasnya yang ringan-ringan saja, karena sudah cukup serius saat sesi materi, diskusi dan evaluasi. Dalam hidup sesekali memang kita perlu guyon dan bahas topik yang santai aja. Dengan guyon membuat pikiran sedikit plong dari kemumetan rutinitas, dan konon katanya bikin awet muda.
Sama soal penyataan teranyar Gus Menag, Yaqut Cholil Qoumas, soal memilih 'Amin' adalah bid'ah, itu menurut kami pure candaan, dimana yang bersangkutan mengklarifikasi istilah tersebut merujuk ke nama seorang pejabat Kemenag Amin Suyitno.
Walau diinterpretasi macam-macam oleh beberapa media, penyataan Menag tersebut justru cukup menghibur bagi kami. Sepengetahuan saya sosok Gusmen memang doyan bercanda, walau pada kesempatan lain dikenal tegas.
Penulis sendiri akhir-akhir ini senang dengan mereka yang tampil di depan umum, apa pidato, sambutan, memberi kuliah, yang menyampaikan pikirannya dengan santai sesekali diselingi guyonan. Bagi kami, betapa membosankannya mereka yang bicara di hadapan publik dengan sangat serius dan penuh ketegangan.
Penulis: Reski Asiz
Apa Reaksi Anda?