Menyelami Kelangkaan Dakwah Islam dalam Gejolak Pemilu 2024

Menyelami Kelangkaan Dakwah Islam dalam Gejolak Pemilu 2024

Ilustrasi Dakwah Islam, Bing Creator Image, Hijaupoouler.id, Januari 2024.

Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi babak baru dalam perjalanan panjang demokrasi bangsa ini. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, peran dakwah Islam di tengah masyarakat seharusnya menjadi elemen penting dalam proses demokrasi. Namun, sayangnya, kelangkaan dakwah Islam menjadi sebuah realitas yang menepi dalam arena politik Pemilu 2024 yang semakin memanas.

Dakwah Islam, yang seharusnya menjadi pilar moral dan etika dalam kehidupan berdemokrasi, nampaknya seperti mengalami penurunan dalam intensitasnya selama proses Pemilu 2024. Fenomena ini menggambarkan pergeseran fokus dan prioritas di antara para penceramah dan tokoh agama dalam menyampaikan pesan-pesan keislaman di tengah gemuruh politik.

Juga perlu diakui bahwa salah satu alasan kelangkaan dakwah Islam adalah keberadaan isu-isu politik sekuler yang lebih mendominasi panggung. Pergulatan kekuasaan, isu ekonomi, hukum, dan persoalan sosial menjadi pusat perhatian, menggeser urgensi pesan-pesan keagamaan yang seharusnya menjadi perekat kebersamaan umat. Dakwah Islam, yang seharusnya memberikan panduan moral dalam berpolitik, terlihat sedikit tersisih.

Selain itu, kontestasi politik yang semakin memanas juga menimbulkan polarisasi di antara masyarakat. Para dai dan tokoh agama cenderung terlibat dalam dukungan politik, mengarah pada perpecahan di antara penganut agama yang berbeda. Hal ini membuat ruang untuk menyebarkan pesan dakwah menjadi semakin sempit, karena masyarakat lebih fokus pada perbedaan politik daripada pada nilai-nilai keagamaan yang seharusnya menjadi pondasi bersama.

Tidak dapat diabaikan pula peran media sosial dalam memperkuat kelangkaan dakwah Islam. Meskipun media sosial seharusnya menjadi sarana efektif untuk menyebarkan pesan keagamaan, namun kenyataannya, platform tersebut lebih banyak digunakan untuk menyuarakan dukungan politik dan memperkuat pemikiran kelompok tertentu. Pesan dakwah seringkali terbenam dalam lautan informasi politik yang bersifat dinamis dan kontroversial.

Dalam mengatasi kelangkaan dakwah Islam ini, penting bagi para tokoh agama dan penceramah untuk kembali mengarahkan fokusnya pada pesan-pesan keislaman yang bersifat inklusif dan mengajak kepada persatuan. Pemilu bukanlah ajang untuk merenggangkan ikatan keagamaan, melainkan sebagai momen untuk memperkokoh fondasi moral dalam kehidupan berdemokrasi.

Kelangkaan dakwah Islam dalam proses Pemilu 2024 menjadi cermin dari dinamika kompleks antara agama dan politik. Diperlukan langkah-langkah konkret dan kerjasama antara pemerintah, tokoh agama, akademisi dan masyarakat untuk mengembalikan urgensi pesan dakwah Islam dalam membangun harmoni dan keadilan di tengah gejolak politik yang semakin memanas, entah itu menjadi sebuah langkah antisipasi menjelang Pemilu atau pun pasca Pemilu nantinya.

M.I

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow