Melihat Peran IAIN Palopo dalam Merawat Toleransi & Moderasi Beragama di Tengah Masyarakat
Rektor IAIN Palopo, Dr. Abbas Langaji, M.Ag. Pada Acara Wisuda Mahasiswa S1 dan Pascasarjana di Gedung Phinisi IAIN Palopo.
Secara sederhana toleransi merupakan penghargaan dan penghormatan terhadap perbedaan. Toleransi adalah sebuah kultur sosial yang dibangun sedemikian rupa oleh individu atau kelompok pada patokan yang bersedia dengan varian ajaran atau perbedaan dalam lingkungannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, toleran memiliki makna bahwa seseorang bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagianya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Artinya, seseorang atau kelompok meskipun memiliki latar belakang identitas berbeda seperti warna kulit, golongan, suku maupun agama tetapi mampu menghadirkan sikap penghormatan dan penghargaan terhadap yang lain.
Toleransi sosial yang terjadi di tengah masyarakat, terkhusus di Luwu Raya (Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur) adalah salah satu keberhasilan masyarakat dan berbagai elemen bangsa dalam pengelolaan keragaman. Namun harus diakui, bahwa fenomena sosial keagamaan masyarakat masih harus diperjuangkan dan mesti selalu dipupuk secara terus menerus.
Dengan kata lain, meskipun saat ini keharmonisan itu ada, tetapi masih terendap ancaman toleransi dan moderasi bagi masyarakat. Contohnya saja saat ini masyarakat sedang diperhadapkan pada momentum politik pemilu 2024. Setidaknya dapat dilihat pada fenomena yang seperti ini setiap masyarakat ataupun kelompok agama masih terdapat sensitivitas yang tinggi dari berbagai pihak yang saling memengaruhi sehingga sering menimbulkan terjadinya gesekan antar kelompok agama. Buntutnya, apabila terjadi pertikaian antar kelompok di tengah masyarakat, sering kali melibatkan simbol-simbol identitas, ras, suku dan agama.
Hal seperti inilah yang masih sering dialami oleh masyarakat. Gejolak konflik identitas setiap momentum politik terkadang memicu kerentanan intoleransi dan menciderai moderasi beragama sebab persoalan tersebut sering kali mengganggu ketentraman hidup dan dimensi keharmonian hidup beragama masyarakat.
Tersemainya toleransi sosial dan moderasi di tengah masyarakat, bukanlah sebuah perkara mudah. Tidak mudah untuk sampai pada titik ini di mana dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak untuk menemukan resolusi penerapan nilai toleransi dan sikap moderasi dalam beragama. Penting diingat, di tengah perhelatan politik yang terkadang tidak terkendali, banyak orang terjebak dan “terpaksa” terlibat secara langsung atau tidak dalam amuk konflik yang biasanya terjadi, walaupun juga masih lebih banyak masyarakat yang dengan caranya masing-masing mengambil jarak dan bersikap kritis terhadap kondisi yang ada. Institut Agama Islam Negeri Palopo merupakan bagian dari bibit tempat bersemainya harapan perdamaian tersebut. Keterlibatan pendidikan tinggi keagamaan ini dalam percaturan menjaga keharmonisan umat beragama, memiliki peran sangat penting dan strategis.
Dalam konteks ini, IAIN Palopo turut mengambil peran besar dalam menyemai toleransi sosial dan moderasi beragama terkhusus di Luwu Raya ini. Institusi ini boleh dikata telah menjadi laboratorium toleransi sosial dan moderasi beragama, yaitu mereka memiliki titik perhatian pada pentingnya perdamaian tanpa mengesampingkan agama di tengah masyarakat.
Seperti halnya, sejak lama IAIN Palopo lewat pengabdian dosen ke masyarakat, telah mensosialisasikan pentingnya menjaga sikap toleransi antar sesama. Tak hanya itu, baru-baru ini IAIN Palopo mengimplementasikan sikap ini dalam program KKN Moderasi Beragama. Pada kesempatan ini, IAIN Palopo menghimbau kepada ratusan mahasiswa yang sedang KKN di beberapa wilayah di Luwu Raya, agar selalu menginternalisasikan pesan-pesan toleransi dan sikap moderasi beragama di tengah masyarakat tempatnya ber KKN.
Hal ini juga direspon Wakil Bupati Luwu Timur, Mochammad Akbar Andi Leluasa saat menjadi pembicara di acara pembekalan mahasiswa KKN pada Rabu, 18 Oktober 2023 waktu lalu. Menurutnya KKN Moderasi Beragama IAIN Palopo ini relevan dengan tujuan pemerintah tentang bagaimana pentingnya menjaga toleransi antar umat beragama serta mendorong kerukunan di tengah masyarakat. Ia menjelaskan bagaimana pentingnya menjaga keseimbangan dalam menjalankan ajaran agama, dengan melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap agama masing-masing, dengan tetap menghormati keberagaman dan menghindari sikap ekstremisme.
Betapa pentingnya peran pemimpin dalam membentuk sikap moderat dalam beragama. Menurutnya, sebagai pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi masyarakat, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, menghargai perbedaan, dan mengupayakan dialog antar umat beragama.
Pemerintah tidak pernah membeda-bedakan agama, semua sama, semua berhak merasakan rumah ibadah yang baik dan nyaman, karena itu salah satu tugas pemerintah daerah.
Kehadiran mahasiswa KKN Moderasi Beragama IAIN Palopo di daerahnya, dianggap akan menjadi nilai tambah dalam penerapan moderasi beragama masyarakat, menambah pemahaman masyarakat tentang moderasi beragama melalui berbagai program yang dilakukan.
Pada kondisi ini, IAIN Palopo yang merupakan salah satu Kampus Islam Negeri terbesar di Sulawesi Selatan, memang harus menjadi sentral dari sebuah sikap toleransi dan sikap moderasi beragama yang akan dijadikan contoh bagi masyarakat. Kesadaran akan tanggung jawab ini, Rektor IAIN Palopo, Dr Abbas Langaji MAg di setiap pertemuan selalu mengingatkan agar seluruh pihak, bagaimana selalu menjaga peran IAIN Palopo dalam merawat toleransi sosial dan moderasi beragama di tengah masyarakat.
Hijaupopuler.id adalah salah satu sindikasi media PTKIN yang dibentuk Kemenag RI untuk pengarusutamaan moderasi beragama.
Apa Reaksi Anda?