Siram Ampas Kopi Dalam Gelas Itu, Biar Jadi Bersih Dan Jernih

Siram Ampas Kopi Dalam Gelas Itu, Biar Jadi Bersih Dan Jernih

...aroma kopi yang melengket di dalam gelas tersebut juga akan hilang sama sekali, hingga yang tersisa adalah air jernih bebas dari aroma kopi. Sumber ilustrasi ekonomipos.com

Opini | hijaupopuler.id

Salah satu hal yang menjadi khas amaliah Ramadhan ala Indonesia adalah munculnya majelis ilmu di berbagai waktu dan tempat. Ada ceramah antara isya dan tarawih, termasuk ba’da shalat shubuh.

Siang harinya, di beberapa instansi dan lembaga dan atau perusahaan tertentu ada yang menggelar majelis ilmu. Begitu juga waktu magrib atau menjelang berbuka puasa (bersama), ada lagi tawshiyah menjelang berbuka.

Materi yang disampaikan boleh jadi pengulangan dari tema yang sama dengan Ramadhan sebelumnya, apatah lagi bila narasumbernya adalah person yang sama. Pada titik tertentu, berulangnya materi, apatah lagi oleh individu (baca: penceramah!) yang sama, akan menyebabkan kejenuhan.

(Konon) pernah ada muballigh yang 'hanya' bermodal 5 tema ceramah yang dikuasainya, mampu berkeliling tempat ceramah sejak awal hingga akhir Ramadhan.

Alasan untuk menutupi kejenuhan jamaah dengan mengatasnamakan waktu, maka sebahagian besar pengurus majelis ilmu di masjid-masjid membatasi waktu ceramah: maksimal 15 menit.

Karenanya, terkadang di masjid yang sudah mapan atau institusi tertentu, menghadirkan pakar dari disiplin ilmu non-agama dan atau ulama dari wilayah lain (tentu saja dengan biaya ekstra!) sekadar untuk menyampaikan perspektif berbeda terhadap berbagai persoalan keagamaan.

Apakah tawshiyah keagamaan yang disampaikan rutin dan berkali-kali dalam satu hari oleh penceramah yang 'itu lagi' bahkan boleh jadi dengan tema yang berulang (apatah lagi bila miskin improvisasi dari sang muballigh), menjadi efektif yang karenanya perlu dipertahankan?

Saya ingin memberi ilustrasi yang (sangat) sederhana...,

Sebuah gelas transparan, bekas minuman kopi tubruk yang kental, di bagian dasarnya akan mengendap ampas kopi. Bila dibiarkan, lama kelamaan akan mengering, sehingga ampas kopi pun membatu di dasar gelas.

Apabila ke dalam gelas itu dialiri air dari keran, awalnya akan mengguncang ampas kopi, menjadikannya terangkat ke tengah gelas dengan warna hitam pekat khas kopi.

Bila aliran air dipertahankan, maka air hitam itu akan memenuhi gelas, hingga pinggir bagian paling atas; yang bila aliran air tetap dipertahankan, maka akan terjadi tumpahan; air yang bercampur ampas kopi tadi tumpah mengalir ke pembuangan.

Karena air mengalir terus menerus, bila perlu sesekali diberi detergen seperlunya, alirannya semakin deras, maka lambat laun, air dalam gelas yang tadinya berwarna hitam pekat berangsur-angsur menjadi coklat, coklat muda, hingga tampak jernih tidak menyisakan ampas kopi.

Lambat laun, aroma kopi yang melengket di dalam gelas tersebut juga akan hilang sama sekali, hingga yang tersisa adalah air jernih bebas dari aroma kopi.

Bila kopi adalah representasi dari dosa dan kesalahan umat manusia yang menghitamkan gelas (baca: hati manusia), dan air yang dialirkan ke dalam gelas adalah tawshiyah keagamaan dengan beragam tema, lalu detergen yang ditambahkan adalah dasar normatifnya, maka tampak efektivitas ceramah keagamaan yang rutin dilaksanakan setiap saat.

Oleh karena itu, selaku pendengar, jangan pernah bosan menerima dan mendengar tawshiyah keagamaan dari siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Sebaliknya bagi muballigh, idealnya memiliki kemampuan mengimprovisasi penyampaian tema-tema keagamaan dengan bahasa sederhana dan diksi yang tepat. Sehingga bisa diterima dengan baik dan dapat dipahami dengan mudah.

Tawshiyah keagamaan yang rutin dengan bahasa yang sederhana tersebut, ibarat aliran air jernih ke dalam gelas dengan ampas kopi hitam tadi.

Abbas Langaji | Rektor IAIN Palopo

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow