Zakat Fitrah (Kewajiban, Hikmah dan Cara Penyalurannya)

Disebut zakat fitrah karena ia berkaitan dengan penyucian diri. Foto: indonesiaberbagi.id
Islami | hijaupopuler.id
Zakat fitrah merupakan bagian penting dalam ajaran Islam yang memiliki dimensi sosial dan spiritual. Ia bukan hanya sekadar kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim, tetapi juga menjadi bentuk kepedulian terhadap sesama, khususnya bagi mereka yang kurang mampu.
Saya sendiri pernah mendapat amanah (taukil) dari seseorang untuk menyalurkan zakat fitrah di kawasan Bantul, Yogyakarta. Meskipun saya bukan amil zakat, karena secara syar'i amil harus mendapat izin resmi dari negara, namun saya hanya bertugas menyalurkan zakat ini kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
Berdasarkan permintaan dari pemberi zakat, zakat fitrah ini diberikan kepada fakir miskin di daerah tersebut. Untuk memastikan penyaluran tepat sasaran, saya meminta pengurus pondok mendata siapa saja yang berhak menerimanya.
Sebelum didistribusikan, kami juga bertanya kepada mereka tentang kebutuhan pokok yang paling diperlukan. Salah satu warga menyebutkan bahwa selain beras, mereka juga membutuhkan gula, kecap dan minyak goreng.
Akhirnya dalam bingkisan zakat yang disalurkan sebanyak 11 kantong tersebut, masing-masing berisi; beras 3 kg (sebagai makanan pokok), minyak goreng 2 liter, gula 1 kg, kecap 550 ml dan uang tunai Rp 50.000.
Insya Allah, paket zakat tersebut sudah mencukupi sesuai petunjuk dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَأَمَرَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يَقْسِمُوهُ بَيْنَهُمْ وَيَقُولُ : أَغْنُوهُمْ عَنْ طَوَافِ هَذَا الْيَوْمِ
Nabi memerintahkan membagi zakat fitrah dan bersabda: “Beri kecukupan kepada orang miskin di hari raya ini agar tidak berkeliling/mengemis” (HR. Baihaqi).
Hadis ini menunjukkan bahwa tujuan utama dari zakat fitrah adalah agar para fakir miskin bisa merasakan kebahagiaan di hari raya tanpa harus meminta-minta.
Waktu penyerahan zakat fitrah
Zakat fitrah harus diberikan sebelum pelaksanaan shalat Idul fitri. Hal ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:
ﻭﻛﺎﻥ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ «ﻳﻌﻄﻴﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﻘﺒﻠﻮﻧﻬﺎ، ﻭﻛﺎﻧﻮا ﻳﻌﻄﻮﻥ ﻗﺒﻞ اﻟﻔﻄﺮ ﺑﻴﻮﻡ ﺃﻭ ﻳﻮﻣﻴﻦ
"Ibnu Umar memberi zakatnya melalui para amil dan mereka menyerahkannya sehari atau dua hari sebelum Idulfitri." (HR. Bukhari).
Dalam praktiknya, membayar zakat fitrah dapat dilakukan sejak awal Ramadan, tetapi waktu yang paling utama adalah menjelang hari raya, agar manfaatnya lebih terasa bagi penerima.
Makna dan hikmah zakat fitrah
Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. Kewajiban ini telah ditetapkan sejak tahun kedua hijriyah, bersamaan dengan diwajibkannya puasa Ramadan.
Disebut zakat fitrah karena ia berkaitan dengan berbuka dari puasa Ramadan, sebagai bentuk penyucian diri. Seperti yang disebutkan dalam hadis Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma:
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah." (HR. Abu Daud, No. 1609 dan Ibnu Majah, no. 1827).
Hadis ini setidaknya menjelaskan dua hikmah utama dari zakat fitrah:
1. Menyucikan orang yang berpuasa dari hal-hal yang mengurangi pahala puasa, seperti perkataan yang tidak baik dan perbuatan sia-sia.
2. Memberi makan kepada orang miskin sehingga mereka dapat ikut merasakan kebahagiaan di hari raya.
Waki’ bin Al-Jarrah, seorang ulama besar, bahkan mengibaratkan zakat fitrah ini seperti sujud sahwi dalam shalat.
"Zakat fitrah untuk bulan Ramadhan itu seperti sujud sahwi ketika shalat. Zakat fitrah itu menutup kekurangan saat puasa sebagaimana sujud sahwi menutupi kekurangan shalat." (Lihat Mughni Al-Muhtaj dan Al-Majmu’).
Bagaimana tata cara membayar zakat fitrah?
Berdasarkan penjelasan dalam Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii karya Syaikh Prof Dr Muhammad Az-Zuhaily, berikut tata cara pembayaran zakat fitrah:
1. Menentukan besaran zakat. Menurut mayoritas ulama, zakat fitrah wajib dikeluarkan sebanyak satu sha’ (sekitar 2,5-3 kg) dari makanan pokok yang umum dikonsumsi di suatu daerah.
2. Menentukan siapa yang wajib membayar
- Setiap Muslim yang memiliki kelebihan makanan untuk dirinya dan keluarganya pada malam Idul fitri.
- Kepala keluarga membayarkan zakat fitrah untuk anggota keluarganya yang menjadi tanggungannya.
3. Menyalurkan kepada yang berhak menerima. Golongan utama penerima zakat fitrah adalah fakir dan miskin, sebagaimana perintah Rasulullah saw dalam hadis yang telah disebutkan sebelumnya.
4. Memperhatikan waktu pembayaran
- Waktu wajib: setelah matahari terbenam pada malam Idul Fitri.
- Waktu utama: sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri.
- Waktu diperbolehkan: sejak awal Ramadan.
- Waktu terlarang: setelah shalat Idul fitri (karena hanya dianggap sedekah biasa).
Kesimpulan
Zakat fitrah adalah bentuk kepedulian sosial yang diajarkan Islam agar setiap Muslim dapat merasakan kebahagiaan di hari raya. Dengan membayar zakat fitrah tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan syariat, kita tidak hanya menyucikan diri dari kekurangan selama berpuasa, tetapi juga membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu.
Semoga Allah swt menerima amal ibadah kita dan menjadikan zakat fitrah yang kita keluarkan sebagai pembersih diri serta ladang pahala di akhirat. Aamiin yra.
Dr Muhammad Ash-Shiddiqy ME | Dosen UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto, Jawa Tengah
Apa Reaksi Anda?






