Cermin Kaca Sahabat yang Jujur!
Ilustrasi Cermin Kaca: Ai Hijaupopuler.id/Ishak/26Nov2023.
“Cermin ditakdirkan untuk pecah,” begitu potongan percakapan sang bintang kepada teman mainnya pada salah satu film action.
Saya tidak bermaksud membahas sebuah film, tapi saya hanya akan mebahas sedikit tentang cermin kaca, terutama dalam kaitannya dengan perasaan.
Cermin kaca.
Konon, perasaan manusia ibarat cermin kaca yang harus dijaga baik-baik, dijaga agar tidak terjatuh, meski tidak perlu digenggam erat, karena bisa juga genggaman itu yang mengakibatkan pecahnya cermin kaca tersebut.
Hmm, saya tidak berharap anda ceroboh, tapi jika cermin yang anda pegang jatuh dan pecah, maka berhati-hatilah saat ingin memungutnya, karena boleh jadi jemari lembut anda akan terluka oleh pecahannya.
Ketika sepotong cermin kaca jatuh, maka hampir pasti akan pecah dan berserakan, mustahil mengembalikannya kepada bentuk semula. Kalau toh anda memiliki kesabaran dan ketelitian ekstra untuk mengumpulkan pecahan-pecahannya, maka akan menghasilkan bentuk yang mungkin jelek, tidak baik dipergunakan untuk bercermin, karena bayangan akan terlihat aneh, wajah dan fisik kita seakan terpotong-potong.
Cermin kaca disaat pecah dan menjadi serpihan kecil yang tetap bisa menampakkan bayangan, meskipun tidak sempurna, tapi hati-hati, sebab cermin kaca yang kepadanya anda biasa tersenyum boleh jadi ketika pecah dan berserakan, maka serpihannya akan menjadi pembunuh mungil. Serpihan itu bisa menyayat kulit hingga berdarah.
Perasaan.
Konon, demikian juga dengan perasaan manusia. Terkadang sensitif ketika perasaan seseorang terlanjur pecah, sudah tidak seindah bentuk semulanya, wajah orang yang perasaannya retak akan nampak tidak elok dipandang mata, mata layu, senyum kecut, dan terkadang menampakkan ekspresi murung.
Perasaan manusia terkadang sensitif, akan menjadi sulit ditebak sehingga begitu rumit memahami untuk mengendalikannya. Apabila sudah pecah seperti cermin kaca yang jatuh, pasti tidak mungkin bisa kembali normal seperti semula.
Dalam menata kehidupan, kita memerlukan cermin. Cermin yang baik adalah cermin yang jernih, bukan cermin yang kotor, bukan pula cermin yang buram.
Cermin yang baik adalah cermin yang utuh, bukan cermin yang retak. Cermin yang baik adalah cermin yang datar, bukan cermin cembung, bukan juga cermin yang cekung. Karena hanya cermin yang utuh, datar, bersih dan jernihlah yang akan menampakkan bayangan terbaik.
Untuk itu, hiduplah seperti cermin kaca, jujur menampakkan apa adanya, tidak pake editan. Ketika anda bercermin, maka akan terlihat wajah aslinya, cermin kaca akan memantulkan sesuai kondisi sebenarnya, cermin kaca tidak pernah bohong.
Karena cermin kaca jujur, maka dia layak menjadi sahabat!
Dia menemani anda dalam suka dan duka, senang dan sedih. Tertawalah di depan cermin kaca, maka bayangan dalam cermin pun ikut tertawa.
Tidak percaya? Ambil cermin kaca, yang datar, bersih dan jernih, lalu tersenyumlah kepadanya. Nilai sendiri, apakah masih layak menjadi sahabat atau sebaliknya.
Tersenyumlah kepada cermin kaca itu, bukan kepada saya.
Abbas Langaji: 30 Januari 2017
Apa Reaksi Anda?