Kuliah Perdana Pascasarjana UIN Palopo Hadirkan Narasumber Rektor UIN Antasari Banjarmasin

Kuliah Perdana Pascasarjana UIN Palopo Hadirkan Narasumber Rektor UIN Antasari Banjarmasin
Kuliah Perdana Pascasarjana UIN Palopo Hadirkan Narasumber Rektor UIN Antasari Banjarmasin

Rektor Abbas Langaji yang membuka kegiatan secara resmi, menyampaikan pentingnya tradisi akademik yang terus dijaga dalam lingkungan Pascasarjana UIN Palopo.

Palopo | hijaupopuler.id

Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo resmi membuka perkuliahan semester gasal tahun akademik 2025/2026 melalui kegiatan Kuliah Perdana yang digelar pada Jumat siang (12/9/2025) lalu. Dimulai sekira pukul 14.00 Wita, bertempat di Auditorium Phinisi, di kampus 2 Kelurahan Balandai Kecamatan Bara.

Kuliah perdana kali ini menghadirkan Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Prof Dr H Mujiburrahman SAg MA, sebagai narasumber dengan membawakan materi berjudul “Tantangan dan Peluang Kajian Islam di Era Digital.”

Acara ini dihadiri langsung Rektor UIN Palopo, Dr Abbas Langaji MAg, yang didampingi sejumlah pejabat kampus, di antaranya Ketua Senat, para Dekan dan Wakil Dekan, Direktur Pascasarjana bersama Wakilnya, Dewan Guru Besar, Tenaga Kependidikan (Tendik), hingga puluhan mahasiswa pascasarjana. Jalannya acara dipandu dosen UIN Palopo, Tasdin Tahrim.

Dalam sambutannya, Rektor Abbas membuka kegiatan secara resmi sekaligus menyampaikan pentingnya tradisi akademik yang terus dijaga dalam lingkungan Pascasarjana UIN Palopo. Ia juga mengingatkan bahwa tahun ini Pascasarjana UIN Palopo memasuki usia ke-13 tahun sejak kali pertama hadir pada tahun 2012 silam, ketika kampus ini masih berstatus STAIN.

“Insya Allah, ke depan kita akan menghadirkan pakar dari Eropa yang fasih berbahasa Indonesia, untuk memberikan kuliah selama dua bulan khusus di bidang peningkatan kemampuan mahasiswa. Kita tidak ingin mahasiswa UIN Palopo rasa Balandai, tapi harus rasa Jakarta,” ungkapnya disambut tepuk tangan hadirin.

Ia juga mengungkapkan refleksi tentang bagaimana ilmu itu semakin hari semakin berkembang.

“Selanjutnya, saya ingin sampaikan bahwa kehadiran ilmu itu semakin hari semakin berkembang di luar jangkauan kita, semakin banyak kita membaca semakin sadar kita betapa sangat terbatasnya ilmu yang kita miliki, semakin bertambah ilmu yang kita miliki semakin sadar kita betapa bodohnya saya, sehingga seorang bijak mengatakan orang yang paling bodoh, pelajar yang paling bodoh yang sesungguhnya adalah dia yang mengatakan saya sudah mengetahui,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Rektor UIN Palopo mengingatkan bahwa komitmen lembaga ini adalah komitmen mutu, salah satunya dengan menghadirkan pakar di bidang keilmuan. Ia pun menyebut Prof Mujiburrahman sebagai salah satu akademisi paling produktif yang banyak melahirkan karya.

“Insya Allah di bulan Oktober nanti akan tampak para pakar yang berlatar pendidikan di program S2 dan S3 yang nantinya akan memberikan kuliah umum di kampus kita. Kita ingin mengembalikan tradisi akademik yaitu kuliah, belajar dan diskusi dengan dosennya,” tutupnya.

Memasuki inti acara, Prof Mujiburrahman yang menyampaikan kuliah umum dalam pemaparannya, menjelaskan tentang bagaimana mengkaji ajaran agama secara ilmiah dan menguraikan perbedaan antara mengaji agama dan mengkaji agama.

Menurutnya, mengaji agama berarti mempelajari untuk dipahami dan diamalkan, sedangkan mengkaji agama dilakukan secara ilmiah dengan pendekatan rasional dan empiris.

“Ada dua hal besar yang menjadi objek kajian ilmiah agama, yaitu ajaran agama yang termaktub dalam kitab suci beserta penafsirannya, serta perilaku umat beragama dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Kuliah perdana ditutup dengan penyerahan sertifikat penghargaan kepada narasumber oleh Direktur Pascasarjana UIN Palopo didampingi Wakil Direktur Pascasarjana.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow