Lamunan Deng Mayor dan Dinamika Pilkada Palopo

Lamunan Deng Mayor dan Dinamika Pilkada Palopo

...semua yang terjadi di Palopo bukanlah sebuah kebetulan. Alasan sengketa yang tak berkesudahan ini, ada kuasa komunikasi politik yang sangat dominan. Ilustrasi lamunan di kafe dengan segelas kopi.

Opini | hijaupopuler.id

Kontestasi Pilkada Kota Palopo semakin dinamis. Deng Mayor duduk termenung di sebuah kafe sederhana, memandangi layar ponselnya yang penuh dengan pemberitaan pilkada Palopo. 

Sejak beberapa bulan terakhir, ia mengikuti dengan seksama perjalanan politik di kota kelahirannya. Setiap kali ada kabar terbaru tentang pasangan calon, ia semakin merasa terjerat dalam pergeseran dinamika yang begitu cepat.

Pilkada Palopo seolah menjadi panggung pertarungan sengit antara dua kekuatan politik, di satu sisi, ada pasangan calon yang mengusung visi perubahan, sementara di sisi lain, ada calon yang lebih bertahan pada tradisi politik lama, yang telah mengakar sejak beberapa periode sebelumnya. 

Namun, peta politik kota ini begitu dinamis dan penuh kejutan. Sering kali, DengMa merasa seperti sedang memecahkan teka-teki yang tak pernah selesai.

Hingga akhirnya, suara rakyat yang telah disuarakan di tempat pemungutan suara menjadi sia-sia. Hasil Pilkada Palopo yang telah digadang-gadang sebelumnya dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK). 

Keputusan itu mengejutkan banyak pihak, termasuk DengMa. Kekecewaan melanda, tetapi ada pula rasa penasaran yang membuncah. Ia bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar politik ini?

Keputusan MK yang membatalkan hasil Pilkada bukanlah akhir dari cerita. Alih-alih mengakhiri sengketa, keputusan tersebut malah semakin memperpanjang drama politik di kota itu. Lebih dari itu, pemenang Pilkada yang telah diumumkan sebelumnya juga didiskualifikasi MK karena dianggap terbukti melakukan pelanggaran administratif persyaratan calon.

Ini seperti memaksa Deng Mayor untuk memahami bahwa politik bukanlah sekadar soal kemenangan atau kekalahan semata, melainkan tentang bagaimana proses demokrasi itu berkembang. DengMa tak hanya melihatnya sebagai kegagalan. Ia berusaha menelaah lebih dalam dan melihat kondisi ini sebagai sebuah proses pendewasaan demokrasi. 

Dari balik segala kegaduhan, ada pelajaran berharga yang bisa diambil. Ia sadar bahwa politik adalah tentang perjuangan untuk menemukan kesepakatan dalam perbedaan, tentang bagaimana menciptakan ruang untuk dialog, dan tentang bagaimana setiap keputusan, baik atau buruk, membentuk arah masa depan sebuah bangsa.

Ia tahu, semua yang terjadi di Palopo bukanlah sebuah kebetulan. Alasan sengketa yang tak berkesudahan ini, ada kuasa komunikasi politik yang sangat dominan. 

Dari setiap pernyataan yang dikeluarkan oleh para calon, tim sukses, hingga media massa, komunikasi politik memainkan peran yang sangat penting dalam memengaruhi opini publik. Masing-masing pihak menggunakan segala cara untuk meyakinkan masyarakat, memanipulasi fakta, dan membangun narasi yang mendukung posisi mereka.

DengMa mulai menyadari bahwa di dalam komunikasi politik, ada strategi-strategi yang sangat terencana untuk memenangkan simpati rakyat. Bagaimana calon-calon itu memanfaatkan media, bagaimana mereka membangun citra positif, serta bagaimana mereka menghadapi kritik dan menyerang rival-rivalnya. 

Semua itu, bagi DengMa, adalah sebuah permainan besar yang melibatkan bukan hanya kekuatan politik, tetapi juga kecerdasan dalam membaca dan merespons dinamika masyarakat.

Namun, ia juga tahu bahwa kuasa komunikasi politik ini bisa berubah menjadi bumerang. Disaat yang sama, DengMa melihat bahwa ketidakpuasan rakyat, yang sering kali diekspresikan melalui kritik pedas di media sosial, bisa dengan mudah dimanfaatkan oleh para politikus untuk membangun legitimasi mereka. 

Sebuah paradoks, di mana yang terlihat di permukaan adalah kekacauan, tetapi di balik itu semua ada proses perubahan yang sulit diprediksi.

Baginya, ini adalah bagian dari pendewasaan demokrasi itu sendiri. Sebuah sistem yang masih muda, yang sedang dalam perjalanan untuk mencapai kematangan. 

DengMa melihat Pilkada Palopo sebagai bagian dari proses itu, di mana meskipun penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian, pada akhirnya masyarakat akan lebih memahami esensi dari sebuah demokrasi yang sejati.

Demokrasi yang bukan hanya tentang memilih, tetapi juga tentang bagaimana setiap individu, setiap suara, dan setiap keputusan dapat berperan dalam membentuk tatanan yang lebih baik.

Dalam kondisi di tengah riuhnya ketidakpastian, DengMa menemukan secercah harapan. Ia percaya bahwa meskipun ada ketidakadilan dan kegagalan di balik proses politik ini, itu adalah bagian dari perjalanan panjang menuju sistem yang lebih adil dan lebih matang. 

Dengan segala kerumitannya, Pilkada Palopo ini bukan hanya tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah. Ini adalah ujian bagi seluruh masyarakat, untuk bisa melihat politik lebih dari sekadar kekuasaan, tetapi juga sebagai bagian dari perjalanan demokrasi yang harus terus tumbuh dan berkembang.

Ishak, Selasa 25 Februari 2025

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow