Gelar Observasi Budaya, UKK Seni Sibola UIN Palopo Dalami Motif Tenun Rongkong

Gelar Observasi Budaya, UKK Seni Sibola UIN Palopo Dalami Motif Tenun Rongkong
Gelar Observasi Budaya, UKK Seni Sibola UIN Palopo Dalami Motif Tenun Rongkong
Gelar Observasi Budaya, UKK Seni Sibola UIN Palopo Dalami Motif Tenun Rongkong

Hasil observasi ini akan dijadikan referensi dalam proses menciptakan sebuah karya tari kreasi modern, yang akan ditampilkan pada kegiatan Duppa Maraja. Foto : Humas UIN Palopo.

Luwu Utara | hijaupopuler.id

Sejumlah anggota Unit Kegiatan Khusus (UKK) Seni Sibola Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo dari Divisi Tari dan Divisi Sastra, melaksanakan observasi budaya soal tenun khas Rongkong motif Sekong sirenden sipomandi, yang dilaksanakan di Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu Utara, pada Kamis (9/10/2025) baru-baru ini.

Rongkong sendiri dikenal sebagai salah satu wilayah yang masih mempertahankan tradisi menenun sebagai bagian penting identitas budaya masyarakatnya.

Dalam observasi ini, para anggota UKK Seni Sibola berupaya memahami bukan hanya bentuk visual dan warna pada motif tenun, tetapi makna simbolis yang terkandung di dalamnya. 

Berdasarkan penuturan Hj Wajjalangi To Makaka, selaku narasumber, motif Sekong sirenden sipomandi merupakan salah satu motif klasik yang telah ada sejak nenek moyang masyarakat Rongkong. Motif ini lahir dari pengamatan leluhur terhadap alam dan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Kata sekong dalam bahasa lokal memiliki makna yang berkaitan dengan bentuk atau Tempat, sementara sirenden bermakna saling berpegangan tangan, dan sipomandi merujuk pada keeratan atau kuat.

Dalam motif ini diketahui terdapat bentuk saling menyambung tanpa terputus, menggambarkan kebersamaan dalam menjalani kehidupan. Warna-warni yang digunakan juga memiliki makna tersendiri, yakni putih melambangkan kesucian, merah untuk keberanian, hitam sebagai simbol keteguhan, dan biru yang menggambarkan keanggunan.

Filosofi yang terkandung dalam motif ini juga dinilai selaras dengan isi Pancasila, khususnya sila pertama dan ketiga, yang menekankan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta semangat persatuan.

Ungkapan lokal Mesa’ kada dipotuo, pantang kada dipomate yang berarti bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh, menjadi dasar nilai kehidupan masyarakat Rongkong dan diabadikan dalam motif tenunan mereka.

Selain sarat makna, sarung tenun bermotif Sekong sirenden sipomandi ini pun memiliki berbagai fungsi, mulai dari ritual adat, identitas sosial, hingga nilai ekonomi dan estetika.

Kepala Suku (Ketua) UKK Seni Sibola, Al Mawaddat S, menerangkan, hasil observasi ini akan dijadikan referensi dalam proses menciptakan sebuah karya tari kreasi modern, yang akan ditampilkan pada kegiatan Duppa Maraja, yang dijadwalkan akan ditampilkan pada 20 Desember 2025 mendatang oleh pihaknya.

"Selain untuk karya tari, observasi ini juga akan dijadikan sebagai karya tulis, yang nantinya diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan warga kampus dan masyarakat umum tentang tenun Sekong sirenden sipomandi," tambahnya.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow