Harmoni! Pelajaran Hidup dari Pelangi
Ilustrasi Pelangi, Bing Creator Ai Hijaupopuler.id, Dian2023
"Hidup indah itu tidak harus mencolok dengan satu warna, karena keindahan pelangi itu tampak memiliki beragam warna,"
Abbas Langaji
Dalam kondisi cuaca tertentu, di siang ataupun di sore hari selepas turunnya hujan, kita biasa menyaksikan obyek yang seakan menjadi jembatan penghubung langit dan bumi. Itulah pelangi.
Pada pelangi ada keindahan yang tiada terlukiskan oleh kata-kata. Sejak masih duduk di bangku sekolah, kita diajarkan bahwa pelangi memiliki tujuh warna. Merah, kuning, hijau, jingga, biru, nila, dan ungu. Warna-warni itu berpadu dalam proporsi yang sama, tidak pernah bercampur satu dengan yang lain, meski ada warna yang seakan dominan, tapi sesungguhnya tidak saling mendominasi.
Andai satu atau lebih warna menghilang, atau ada satu warna yang lebih dominan dari yang lain, maka keindahan pelangi itu pun akan berkurang.
Pelangi nampak indah dengan beberapa warna yang dimilikinya. Warna-warna itu tampak berpadu, bukan saling mengalahkan antar satu warna dengan warna yang lain.
Keindahan pelangi mengajarkan kita bahwa hidup ini harusnya siap berada dalam perbedaan warna yang oleh karenanya rela menerima berbagai perbedaan. Dengan perbedaan itulah malah hidup bisa menjadi indah, lebih indah dari pelangi.
Kita harus menerima berbagai keragaman, yang dengan keragaman akan membentuk harmoni dalam kebhinekaan.
Melalui pelangi, Yang Maha Mengetahui mengajarkan kepada kita. "Hidup indah itu tidaklah harus mencolok dengan satu warna, karena keindahan pelangi itu tampak memiliki beragam warna".
Dalam kondsi tertentu, kehadiran seseorang bisa bak pelangi, menghadirkan kesejukan dan kedamaian ketika sisi lain dari kehidupan sedang dilanda dalam kegersangan jiwa.
Kala kehidupan dalam masyarakat yang heterogen ini dipenuhi prasangka antara satu dengan yang lain.
Ketika antara satu kelompok dengan kelompok yang lain disisipi perasaan curiga bahkan kebencian.
Maka saat itu diperlukan kesadaran batin untuk saling memahami dan ketulusan lahir-batin untuk saling memaafkan.
Belum cukupkah pelangi memberi pelajar kepada kita??
Penulis: Abbas Langaji
Editir: Dian
Apa Reaksi Anda?