Menelisik Kebijakan Luar Negeri Presiden Joko Widodo di Panggung Global
Presiden Joko Widodo pada sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu, 16 November 2022. (Aset foto: presidenri.go.id)
Hijaupopuler.id - Presiden Indonesia Joko Widodo telah menjadi sebuah teka-teki dalam konstelasi politik internasional. Keengganannya terhadap diplomasi global di awal masa jabatannya, diikuti dengan ketegasannya di forum-forum regional utama seperti ASEAN dan G20, menyoroti sebuah paradoks. Ketika ia menyerahkan tongkat kepemimpinan ASEAN kepada Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone, momen ini menawarkan kesempatan untuk membedah nuansa, kemenangan, dan jebakan dari inisiatif kebijakan luar negeri Jokowi.
Secara historis, Jokowi tampak menyendiri dari kerumitan diplomasi internasional, mendelegasikan seluk-beluknya kepada Menteri Luar Negerinya, Retno LP Marsudi. Pendekatan lepas tangan di tahun-tahun awal masa kepresidenannya ini telah dikritik dan dipuji, tergantung dari sudut pandang masing-masing. Di satu sisi, hal ini memungkinkan Jokowi untuk fokus pada urusan dalam negeri Indonesia -sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh sebuah negara yang sedang bergulat dengan tantangan-tantangan ekonomi dan sosial. Di sisi lain, hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keengganan Indonesia untuk melakukan sesuatu yang lebih besar dari yang seharusnya, terutama sebagai negara yang sedang berkembang.
Baca Selengkapnya di Sini ARINA.ID
Apa Reaksi Anda?