Pengembangan PTNU di Sulsel, Komitmen Pendidikan Maju dan Manfaat

Potensi pengembangan PTNU di Sulsel cukup besar, mengingat besarnya dukungan masyarakat NU dan kebutuhan akan pendidikan tinggi yang berkualitas.
Edukasi | hijaupopuler.id
Baru saja dilantik sebagai Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), saya menyadari betapa besar tanggung jawab yang diemban. Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) tidak hanya menjadi pusat keilmuan, tetapi juga garda depan dalam melestarikan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) dalam menjawab tantangan zaman.
Di Sulsel sendiri, potensi pengembangan PTNU sangat besar, mengingat besarnya dukungan masyarakat NU dan kebutuhan akan pendidikan tinggi yang berkualitas, berkarakter dan berbasis kearifan lokal.
Perguruan Tinggi NU: Sinergi Ilmu dan Akhlak
PTNU memiliki misi unik, yakni memadukan keilmuan modern dengan nilai Islam wasathiyah (moderat) yang diusung NU. Di Sulsel, hal ini harus diperkuat dengan kurikulum yang relevan, baik untuk penguatan keislaman maupun pengembangan sains, teknologi dan seni.
Tujuannya adalah melahirkan lulusan yang tidak hanya kompeten di bidangnya, tetapi juga berakhlak mulia, berjiwa sosial dan siap berkontribusi untuk kemajuan umat dan bangsa.
Strategi Pengembangan PTNU di Sulsel
Pertama, peningkatan kualitas akademik dan SDM. Hal ini dapat ditempuh dengan memperkuat akreditasi Program Studi (Prodi) dengan meningkatkan kualitas dosen, penelitian dan pengabdian masyarakat. Juga dengan membangun kerja sama dengan PTNU lain di Indonesia serta perguruan tinggi nasional/internasional untuk pertukaran ilmu dan pengalaman.
Lalu yang kedua, penguatan keuangan dan infrastruktur, melalui optimalisasi sumber pendanaan melalui kerja sama dengan pemerintah, swasta dan donatur NU. Serta membangun fasilitas kampus yang memadai, termasuk laboratorium, perpustakaan digital dan ruang kuliah yang modern.
Yang ketiga tak kalah pentingnya, relevansi dengan kebutuhan masyarakat. Poin ini dilaksanakan dengan mengembangkan Prodi yang sesuai dengan potensi daerah, seperti agribisnis, kelautan, ekonomi syariah dan teknologi informasi. Serta dengan memperkuat keterlibatan kampus dalam pengabdian masyarakat, seperti pendampingan LPTNU, pendidikan pesantren dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Adapun yang keempat, yakni integrasi nilai Aswaja dan kearifan lokal, dengan menjadikan PTNU sebagai pusat kajian Islam moderat yang menebarkan nilai toleransi dan kebhinnekaan. Juga dengan menggali kearifan lokal Sulsel, seperti budaya Bugis-Makassar yang sarat nilai Islam, untuk memperkaya khazanah akademik.
Dan yang kelima, digitalisasi dan inovasi pembelajaran, dengan menerapkan sistem pembelajaran berbasis digital untuk menjangkau lebih banyak mahasiswa, termasuk dari daerah terpencil. Dan, mengembangkan riset inovatif yang mendukung sustainable development goals (SDGs).
Kolaborasi Semua Pihak
Pengembangan PTNU tidak bisa dilakukan sendirian. Dibutuhkan sinergi dengan Pemerintah Daerah Untuk dukungan regulasi dan pendanaan. Lalu dengan PWNU dan PCNU Sulsel sebagai penggerak jaringan pesantren dan masyarakat NU. Juga dengan dunia usaha/industri untuk penyerapan lulusan dan pengembangan Prodi yang relevan. Serta alumni sebagai mitra dalam pengembangan kampus dan jejaring profesional.
Penutup
PTNU di Sulsel harus menjadi mercusuar pendidikan yang memadukan kecerdasan intelektual, spiritual dan sosial. Dengan semangat kaidah “al-muhafadzah ‘ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah” (melestarikan tradisi yang baik dan mengadopsi inovasi yang lebih baik), mari kita bersama-sama membangun PTNU yang unggul, berkemajuan dan bermanfaat bagi semua.
Mari bersama NU, kita wujudkan pendidikan tinggi yang mencerahkan dan memberdayakan.
Badruddin Kaddas SAg MAg PhD | Ketua LPTNU Sulsel/ Wakil Rektor II Universitas Islam Makassar
Apa Reaksi Anda?






