Sejarah Hari Kesaktian Pancasila dan Hubungannya dengan PKI

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila dan Hubungannya dengan PKI

Hari Kesaktian Pancasila merupakan hari peringatan kedudukan Pancasila sebagai satu-satunya pandangan hidup yang mempersatukan seluruh negara, bangsa, dan rakyat Indonesia. (Ilustrasi Hijaupopuler.id)

Hari Kesaktian Pancasila merupakan hari peringatan kedudukan Pancasila sebagai satu-satunya pandangan hidup yang mempersatukan seluruh negara, bangsa, dan rakyat Indonesia.

Indonesia pernah memiliki catatan sejarah kelam di masa lalu di mana ada beberapa kelompok tertentu yang ingin menggantikan Ideologi Pancasila.

Saat itu, Kelompok yang disebut PKI yang dipimpin Dipa Nusantara Aidit alias D.N Aidit, ingin mengganti ideologi bangsa Indonesia dari nasionalisme sesuai nilai Pancasila menjadi komunisme.

Hari Kesaktian Pancasila juga menjadi peringatan atas gugurnya beberapa anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dalam usaha mempertahankan Pancasila.

Dimana mereka menjadi korban pemberontakan yang dilakukan PKI. Aksi itu dikenal sebagai Gerakan 30 September PKI alias G30S PKI.

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Untuk mengetahui rangkuman Hari Kesaktian Pancasila, kita perlu melihat kembali sejarah G30S PKI yang menjadi cikal bakal lahirnya hari nasional tersebut.

Awalnya, muncul keinginan PKI untuk mengubah ideologi Indonesia dari nasionalisme sesuai Pancasila menjadi komunisme sesuai paham yang dianut partai di bawah pimpinan D.N Aidit itu.

PKI ingin menjatuhkan pemerintahan Presiden pertama Indonesia Soekarno. Sebab di sisi lain, muncul kabar kesehatan presiden menurun dan usianya tidak lama lagi.

Hal ini dikhawatirkan akan memunculkan peralihan kekuasaan. Padahal, PKI tidak harmonis dengan TNI karena berseberangan politik, sehingga PKI berusaha menyingkirkan para petinggi TNI AD agar dapat merebut kekuasaan.

Aksi ini pun dilakukan dengan menculik dan membunuh beberapa anggota TNI AD, yaitu Jenderal TNI Ahmad Yani, Letnan Jenderal TNI R. Soeprapto, Letnan Jenderal TNI S. Parman, Mayor Jenderal TNI M.T Haryono, Mayor Jenderal TNI D.I Pandjaitan, Mayor Jenderal TNI Sutoyo Siswomiharjo, dan Jenderal TNI A.H. Nasution.

Kelompok PKI pun mendatangi kediaman masing-masing anggota TNI AD dengan mengaku sebagai Cakrabirawa, pasukan pengamanan Istana. Mereka berdalih bahwa para korban dipanggil oleh Presiden Soekarno.

R. Soeprapto, S. Parman, dan Sutoyo Siswomiharjo pun ikut dengan PKI ke sebuah markas di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur. Begitu juga dengan Kapten Pierre Andreas Tendean yang menjadi korban salah tangkap saat berada di kediaman A.H. Nasution.

Setelah tiba di markas tersebut, keempat korban langsung dibunuh dan mayatnya dimasukkan ke sebuah sumur tua di markas tersebut yang kemudian dikenal sebagai Lubang Buaya.

Sementara Ahmad Yani, M.T Haryono, dan D.I Pandjaitan ditembak di kediaman masing-masing, lalu mayatnya dibawa dan dimasukkan ke sumur yang sama, sedangkan A.H Nasution selamat dari G30S PKI.

Seluruh rangkaian pemberontakan ini terjadi pada 30 September menuju 1 Oktober 1965. Begitu mengetahui aksi ini, TNI langsung memburu PKI di bawah pimpinan Mayor Jenderal Soeharto.

Namun, mayat para korban baru ditemukan pada 4 Oktober 1965. Setelah itu, mayat para korban langsung diangkat.

Kemudian, Presiden Soekarno memimpin upacara pemakaman para korban G30S PKI di Taman Makam Pahlawan di Kalibata, Jakarta Selatan. Presiden Soekarno juga mengangkat para korban G30S PKI sebagai Pahlawan Revolusi

Aturan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

Usai aksi kejam itu, Soeharto yang naik jabatan sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menetapkan 1 Oktober sebagai peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

Hari Kesaktian Pancasila wajib diperingati oleh seluruh pasukan TNI AD di Indonesia untuk mengenang para korban G30S PKI yang merupakan sesama anggota TNI AD.

Namun, begitu Soeharto naik menjadi Presiden ke-2 Indonesia, ia menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 153 Tahun 1967 tentang Hari Kesaktian Pancasila.

Dalam Keppres tersebut, Soeharto menjadikan Hari Kesaktian Pancasila sebagai hari nasional yang wajib diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Tujuannya untuk mempertebal dan meresapkan keyakinan akan kebenaran, keunggulan, serta kesaktian Pancasila sebagai satu-satunya pandangan hidup yang dapat mempersatukan seluruh negara, bangsa, dan rakyat Indonesia. Selain itu, juga untuk memperingati gugurnya para korban G30S PKI.

Itulah rangkuman Hari Kesaktian Pancasila dari sejarah sampai aturan peringatannya. Semoga bermanfaat.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow