Serial Jumat (Edisi 1) : Ngobrol Ringan Tentang Tauhid

Serial Jumat (Edisi 1) : Ngobrol Ringan Tentang Tauhid

Tauhid bukanlah definisi kaku yang harus dihafal, ia adalah sesuatu yang dihidupkan, dirasakan dan dijadikan arah dalam setiap langkah.

Islami | hijaupopuler.id

Sahabat populer, ada pertanyaan mendasar, apa itu tauhid? Ia sejatinya bukan sekadar istilah dalam kitab kuning.

Kalau kamu buka buku agama zaman madrasah dulu, mungkin pernah nemu kalimat; Tauhid adalah mengesakan Allah swt. Secara tradisional dan dalam ungkapan yang sederhana, tauhid adalah keyakinan dan kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah swt.

Bacaannya cepat, hafalnya cepat. Tapi pahamnya kadang butuh waktu bertahun-tahun. Atau malah nggak pernah benar-benar dipahami, hanya jadi hafalan ujian. Padahal sesungguhnya, tauhid bukanlah definisi kaku yang harus dihafal. Tauhid adalah sesuatu yang dihidupkan, dirasakan dan dijadikan arah dalam setiap langkah.

Apa sebenarnya arti Tauhid?

Secara bahasa, tauhid berasal dari kata waḥḥada–yuwaḥḥidu–tauḥīdan, yang artinya menjadikan satu atau mengesakan.

Dalam Alquran, Allah swt telah memerintahkan untuk mengesakan diri-Nya:

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

“Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas: 1)

Secara istilah, tauhid adalah meyakini bahwa Allah swt adalah satu-satunya Tuhan yang menciptakan, mengatur dan berhak disembah, tanpa sekutu apa pun dan tanpa tandingan.

Dengan kata lain, tauhid adalah jawaban atas pertanyaan; Siapa yang paling pantas kamu bergantung dan tunduk sepenuhnya kepadanya?

Jawabannya, hanya Allah, اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ (QS. Al-Ikhlas: 2). Bukan bosmu, bukan pasanganmu, bukan pengikut medsosmu, bukan gengsimu, apalagi harta dan popularitas. Tauhid adalah reset button yang menyadarkan kita bahwa hanya Allah swt yang Maha Layak diTuhankan.

Tauhid: teori atau cara pandang hidup?

Ini pertanyaan penting. Banyak orang mengira bahwa tauhid itu cuma 'materi agama' yang dibahas di bangku sekolah, di kelas tafsir, di khutbah Jumat, atau di pengajian majelis taklim. Padahal tauhid adalah cara pandang kita terhadap dunia dan hidup di dalamnya.

Contoh, Ketika kamu merasa panik karena kehilangan pekerjaan, lalu tetap tenang karena yakin bahwa Allah swt akan memberi rezeki dari jalur yang lain—itu tauhid. Atau ketika kamu nggak ikut-ikutan curang walau semua orang melakukannya, karena kamu tahu Allah Maha Melihat segalanya—itu tauhid. Atau ketika kamu tidak menjadikan popularitas sebagai tujuan hidup, karena tahu ridha Allah swt lebih penting dari likes dan followers—itu juga tauhid.

Jadi tauhid bukan sekadar dogma, tapi ia sejatinya merupakan kompas dalam hidup.

Tauhid itu personal

Satu hal yang sering kita lupakan, tauhid itu bukan cuma benar secara logika, tapi juga terasa dalam hati.

Setiap orang punya perjalanan iman yang unik. Ada yang sampai pada tauhid karena membaca buku filsafat, ada yang melalui kajian dan perenungan, ada juga yang melalui patah hati, kehilangan, atau justru saat duduk sendirian sambil menatap langit malam.

Tauhid bukan sekadar doktrin untuk dimenangkan dalam debat. Ia adalah kepercayaan terdalam, bahwa ada Tuhan yang melihat, mendengar dan peduli. Tuhan yang tahu tentang dirimu, lebih dari kamu tahu dirimu sendiri. Dan kabar baiknya, Allah yang Maha Esa itu tidak jauh. Dia lebih dekat daripada urat leher kita, lihat QS. Qāf: 16.

Dia bukan Tuhan yang rumit. Tapi kadang manusianya yang membuat segalanya jadi rumit. Menjadi penting untuk direnungi, tauhid bukan sekadar soal benar atau salah, tapi soal siapa yang kamu percayai sepenuhnya dalam hidup ini? Tauhid juga bukan sekadar tentang menyebut La ilaha illallah, tapi tentang menjadikan kalimat itu sebagai prinsip hidup sehari-hari.

Dr H Rukman AR Said Lc MThI | Dosen, Wakil Dekan II Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) UIN Palopo

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow