Kala Gambaran Surga dan Neraka Hanyalah Perumpamaan

Kala Gambaran Surga dan Neraka Hanyalah Perumpamaan

Ilustrasi Suraga Neraka, Bing Image Creator Ai ,Hijaupopuler.id, Dian2023.

Dalam Islam, seorang muslim dituntut untuk meyakini keberadaan hari kiamat, yang tertuang dalam salah satu poin dari 6 rukun iman. Setelah hari kiamat, orang muslim juga meyakini bahwa seluruh umat manusia akan ditempatkan ke dalam surga dan neraka atas keridhaan Allas Swt. Juga tergantung banyaknya amal dan dosa seseorang setelah meninggal.

Salah satu alasan seseorang beribadah, agar kelak dirinya bisa menjadi penghuni surga, tempat yang paling didambakan setiap orang yang meyakininya. Namun seperti apakah gambaran surga dan neraka dalam Islam?

Hal ini sempat diungkapkan Cendekiawan Muslim Indonesia Prof HM Quraish Shihab, menurut yang penuturannya, gambaran Al-Qur’an tentang surga dan neraka hanya sebuah perumpamaan.

Selama ini banyak orang yang menduga bahwa surga dan neraka persis seperti dilukiskan Al-Qur’an. Ada sungai-sungai yang airnya berupa madu, ada dari khamr yang tidak memabukkan, ada makanan-makanan lezat, bidadari dan sebagainya.

“Yang harus kita garis bawahi bahwa ketika Allah berbicara tentang surga dan hari kemudian tidak disebutkan dengan jelas. Jadi, apa yang dilukiskan oleh Al-Qur’an dan sunnah kepada kita itu hanyalah perumpamaan, tidak sama persis,” tuturnya dalam YouTube Quraish Shihab.

Prof Quraish mengatakan, orang yang beramal shaleh di dunia akan mendapatkan ganjaran yang begitu hebat. Sebaliknya, akan begitu keras siksa Tuhan terhadap orang-orang yang durhaka.

“Al-Qur’an berbicara tentang surga dan dinyatakan bahwa seseorang yang masuk surga bukan karena amal, tetapi karena anugerah Tuhan. Jadi, manusia mendapatkan kedudukan di akhirat itu karena anugerah Tuhan,” tandasnya.

“Tetapi, neraka bisa didapatkan seseorang akibat amal perbuatan manusia. Dampak perbuatan buruk manusia adalah diberikannya siksa dan dampak perbuatan baik adalah kenikmatan surgawi yang diberikan berkat anugerah Tuhan,” sambung pengarang Tafsir Al-Misbah itu.

Menurut Prof Quraish, di dalam Hadits telah disebutkan bahwa kehidupan akhirat memiliki hal-hal yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, tidak pernah terlintas oleh pikiran. Jika tidak terlintas oleh pikiran, tidak terlihat oleh mata, maka tidak ada kata yang dapat menggambarkannya.

“Itu hanyalah penggambaran agar kita memahami sekelumit darinya. Kita tidak bisa menggambarkannya dan tidak bisa tergambar dalam benak manusia. Maka Allah memberikan contoh-contohnya saja sesuai dengan yang bisa terjangkau oleh nalar, karena kita ingin mengetahui,” paparnya.

Untuk meraih surga, tidaklah mudah karena ada sesuatu yang sulit diraih. Surga diibaratkan seperti berada di tempat yang tinggi. Sedangkan neraka sesuatu yang mudah bagai berada di tanah yang paling rendah.

“Sesungguhnya surga itu dikepung oleh segala kemakruhan (hal yang dinistakan agama) sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat (hal-hal yang menyenangkan manusia). Arti kata dikepung (huffat) adalah terhalang. Sebagaimana sebuah perkampungan yang terkepung banjir. Karena itu, untuk sampai pada perkampungan tersebut, seseorang harus berani menerjang banjir,”

Demikian juga dengan surga. Mereka yang menginginkannya harus siap melawan berbagai kemakruhan. Maksud kemakruhan adalah segala hal yang dianggap buruk dan dibenci oleh syariat.

Begitu pula sebaliknya, posisi neraka dalam hadits di atas dikelilingi dengan berbagai kesenangan. Barang siapa yang kesehariannya selalu bersenang-senang tanpa memperdulikan aturan syariat, sungguh dia telah berada sangat dekat dengan neraka.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow