Begini Penerapan Metode ABCD KKN Mahasiswa UIN Palopo

Begini Penerapan Metode ABCD KKN Mahasiswa UIN Palopo
Begini Penerapan Metode ABCD KKN Mahasiswa UIN Palopo

Mahasiswa KKN bukan datang membawa daftar kegiatan yang sudah jadi, tapi masuk ke dalam proses merancang program bersama warga.

Palopo | hijaupopuler.id

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo Angkatan I Tahun 2025 menghadirkan pendekatan baru dalam pengabdian masyarakat. Melalui metode Asset-Based Community Development (ABCD), mereka menjalankan tahapan design kegiatan yang berbasis kekuatan dan partisipasi warga.

Di berbagai lokasi KKN, mahasiswa tampak cukup aktif menghadiri musyawarah desa, seminar program kerja, hingga rapat koordinasi lintas desa. Mereka hadir untuk mendengarkan langsung kebutuhan masyarakat dan menangkap ide lokal.

Hal tersebut seperti terlihat pada posko 95 di Desa Posi Kecamatan Bua Kabupaten Luwu, yang mengikuti Musyawarah Desa di mana mahasiswa mencatat langsung usulan warga terkait jalan tani, akses air bersih dan sektor pemberdayaan lainnya. Hal ini lalu menjadi bahan penyusunan program kerja mereka.

Di tempat lain, tepatnya di Kecamatan Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mahasiswa posko 60 terlibat dalam rapat lintas desa yang membahas pembentukan Karang Taruna sebagai panitia perayaan Hari Kemerdekaan.

Sementara di posko 09 di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur, mengikuti kelas edukasi bagi remaja yang disesuaikan pada minat generasi muda setempat. Sementara di Desa Bukit Tinggi, mahasiswa KKN juga memetakan aset Desa bersama Karang Taruna sambil mendampingi input data digital melalui program Digides.

Adapun di Desa Latowu Kecamatan Batuputih Kabupaten Kolaka Utara Provinsi Sultra, Posko 25 memulai inisiatif kebersihan sungai sebagai bagian dari program kerja lingkungan untuk mengurangi potensi banjir. Gotong royong yang dilakukan mahasiswa dan warga bukan hanya kegiatan fisik, tetapi menjadi awal dari penguatan kesadaran bersama terhadap lingkungan.

Sementara itu, Posko 58 di Dusun Ponglegen Desa Marampa Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu Utara, merancang pembangunan Pondok Literasi dan Pondok Alquran dari material lokal seperti alang-alang. Pada hari yang sama, mereka turut serta dalam proses produksi kopi khas Rongkong, memperkuat sektor ekonomi lokal dan menegaskan bahwa pemberdayaan tidak harus selalu berbentuk infrastruktur.

Nilai religius dan spiritual Desa juga menjadi bagian dari proses ini, seperti pada posko 33 di Desa Bassiang Timur Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu, menyelenggarakan kajian fikih lingkungan dan lomba sholawat bersama KUA dan kelompok ibu-ibu.

Beberapa posko lainnya melaksanakan seminar program kerja yang bersifat partisipatif dan terbuka. Mahasiswa dinilai tidak hanya mempresentasikan rencana, tetapi juga menerima masukan warga secara langsung, lalu menyusun kesepakatan bersama sebagai dasar pelaksanaan program. Ini mencerminkan nilai utama dari pendekatan ABCD, bahwa Desa bukan objek proyek, melainkan mitra aktif yang tahu kekuatannya.

Koordinator Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (Korpus Abdimas) pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Palopo, Adzan Noor Bakri, menerangkan bahwa pendekatan ABCD menempatkan warga sebagai subjek perubahan.

“Mahasiswa KKN bukan datang membawa daftar kegiatan yang sudah jadi, tapi masuk dalam proses merancang program bersama warga. Tahap design ini bukan hanya soal rencana, tetapi tentang bagaimana kita membangun kepercayaan, merangsang partisipasi dan memanfaatkan kekuatan yang sudah dimiliki desa,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa KKN tahun ini bukan hanya sebagai wujud pengabdian, tetapi sebagai bentuk pendidikan sosial dan demokrasi partisipatif bagi mahasiswa.

Menurutnya lagi, KKN Angkatan I UIN Palopo 2025 telah membuktikan bahwa pengabdian tidak harus hadir dalam bentuk bantuan, melainkan dalam bentuk kolaborasi. Mahasiswa tidak datang menyulap desa, tetapi hadir untuk menumbuhkan, memfasilitasi dan menggerakkan potensi yang selama ini tersembunyi. Di tahap design ini, arah pengabdian bergeser dari program untuk Desa menjadi program bersama Desa.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow