Demokrasi & Agama dalam Pemikiran Gus Dur
Dalam perjalanan intelektual Gus Dur, telah mendapatkan beragam karakter berbangsa dan bernegara di setiap negara yang dijumpainya, dari perjumpaannya tersebut tidak membuat Gus Dur untuk memaksakan negara Indonesia untuk mengikuti karakter berbangsa dan bernegara dari negara yang Ia jumpai. (Ilustrasi GusDur: Hijaupopuler.id)
Hijaupopuler.id - Problem demokrasi selalu diperbincangkan dengan beragam refleksi atas konsepsi kenegaraan dan politik kebangsaan yang tak pernah surut. Perdebatan perubahan sistem negara dari demokrasi ke sistem negara Islam menjadi isu yang gelombangnya semakin membesar.
Dari perdebatan soal sistem negara dalam konteks Indonesia selalu menjadi isu sentral dalam hidup bernegara, isu yang selalu diperdebatkan adalah isu soal sistem negara Islam dan isu soal sistem demokrasi liberal yang dinciplak dari sistem ketatanegaraan Eropa, sehingga lupa bahwa konsep negara telah disusun sedemikian rupa oleh para pendiri bangsa sendiri.
Akan tetapi, isu yang sangat berkembang dan bahkan menjadi discoursus para pelbagai intelektual dan Agamawan Islam menetapkan Indonesia harus beralih ke sistem negara Islam, karena dengan sistem tersebut hal yang dicita-citakan untuk menjamin kesejahteraan dengan cara menetapkan sistem tersebut, walau demikian tak relevan dengan kondisi.
Sistem negara yang telah disusun oleh pendiri bangsa dengan beragam pertimbangan yang matang, sistem yang disusunya yaitu demokrasi permusyawaratan, sistem ini adalah sistem yang sesuai dengan konteks kebudayaan serta karakter masyarakat Indonesia dan juga tidak keluar dari nilai keagamaan.
Dalam perjalanan intelektual Gus Dur, telah mendapatkan beragam karakter berbangsa dan bernegara di setiap negara yang dijumpainya, dari perjumpaannya tersebut tidak membuat Gus Dur untuk memaksakan negara Indonesia untuk mengikuti karakter berbangsa dan bernegara dari negara yang Ia jumpai.
Bagi Gus Dur kultur agama yang kuat turut memperkuat dukungannya terhadap demokrasi, bahkan ia berani tegas mengatakan bahwa Islam tidak bertentangan dengan demokrasi, islam memiliki kontribusi besar untuk perkembangan demokrasi.
Seraya dengan konsep pluralisme dari Gus Dur samangat jelas menggambarkan bahwa demokrasi mempunyai nilai yang terbaik untuk jalannya sistem bernegara di Indonesia. Sebab di dalam demokrasi hakikat nilainya ialah kesetaraan, kebebasan dan persaudaraan, sehingga sesuai dengan kondisi negara Indonesia yang memiliki beragam pulau, suku, agama, dan ras yang berbeda-beda.
Dari kondisi demikianlah yang menguatkan pemikiran Gus Dur dalam hidup bernegara yang sesuai dengan konteks Indonesia, yang harus siap menerima perbedaan sebagai keniscayaan dan menggapnya sebagai rahmat bagi umat manusia.
Oleh sebab itu, tidak menarik bila Gus Dur tidak dijadikan suatu muatan diskusi untuk peningkatan demokrasi di Indonesia, sebab pemikiran Gus Dur sangatlah relevan pada setiap situasi dan kondisi dalam negara Indonesia.
Sehingga perlu kiranya untuk kita sebagai manusia yang hidup di Indonesia untuk selalu meneladani sifat berbangsa Gus Dur untuk bisa menjamin kehidupan berbangsa yang damai dengan prinsip keterbukaan dan sikap toleransi untuk sesama.
Penulis: Arya Gandi Abdillah [Ketua PMII IAIN Palopo 2022-2023]
Apa Reaksi Anda?
